%0 Thesis %9 Skripsi %A Nanda Elfiana Sugmaladewi, NIM.: 171010010064 %B FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA %D 2021 %F digilib:50596 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Terjemahan, Kata Budaya, Makna Kompleks %P 375 %T TARJAMAH RIWAYAH "YA 'AZIZI KULLUNA LUSUS" LI IHSAN ABDUL QUDDUS (DIRASAH FI TARJAMAH AL JAWANIB AL THAQAFIYAH FIHA 'INDA MONA BAKR WA NEWMARK %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/50596/ %X Aspek kebudayaan merupakan salah satu problem yang selalu dihadapi oleh penerjemah dalam melakukan tugas menerjemah. Letak problematika menerjemahkan aspek kebudayaan adalah pada ketiadaan padanan yang betul-betul sama makna antara yang ada dalam bahasa sumber dengan bahasa target. Novel Yā ‘Azīzī Kullunā Luṣūṣ karya Ihsan Abdul Qudus mengandung sejumlah ungkapan budaya Mesir yang tidak mudah ditemukan padanannya dalam bahasa indonesia. Untuk menjelaskan ketiadaan padanan ini dipergunakan sudut pandang dua sarjana di bidang kajian terjemahan aspek kebudayaan, yaitu Mona Beker dan Petter Newmark. Untuk menjelaskan model terjemahan, maka model penerjemahan yang ditawarkan keduanya pula dimanfaatkan dalam mencari jalan keluar menghadapi problem kesepadanan budaya antara dua bahasa terjemah. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, ditemukan tiga permasalahan utama. Pertama, bagian kata yang dianggap pranata budaya yang tidak memiliki padanan dalam bahasa sasaran karena bersifat spesifik dalam masyarakat Mesir yaitu; nama institusi atau lembaga, jenis makanan dan pakaian. Metode dan strategi penerjemahannya adalah mentransliterasikan kata dengan tetap mempertahankan kata tersebut tanpa mengubahnya, tetapi ditulis sebagaimana yang terdapat dalam ensiklopedia wikipedia dan mempertahankan kata tersebut dengan penambahan kata yang menunjukkan maknanya serta mentransposisikan kata tersebut dengan kata yang lebih umum, Kedua, Konsep bahasa sumber secara semantik sangat kompleks, yaitu sebuah kata yang mengandung unsur kompleks yang membentuk maknanya. Metode penerjemahannya adalah mengalihkan ke kata yang lebih umum dan sederhana. Ketiga, kata yang memiliki sudut pandang yang berbeda jika disandingkan dengan bahasa Indonesia. Metode penerjemahannya adalah dengan mengambil makna umum atau netral. %Z Pembimbing: Dr. Khairon Nahdiyyin, M.A.