TY - THES N1 - Pembimbing: Ibu Ro?fah, M.A., Ph.D ID - digilib50636 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/50636/ A1 - Notonagoro Sabdo Gusti, S.Sos, NIM.: 19200012018 Y1 - 2022/02/02/ N2 - Latar Belakang dilakukan penelitian ini adalah Kementerian Agama ingin memberikan layanan akses keagamaan atau hak keagamaan dalam mengakses literasi keagamaan, khususnya Al-Qur?an sampai terselenggaranya sidang standarisasi pedoman bahasa isyarat Al-Qur?an yang nantinya diperuntukkan untuk pembelajaran Al-Qur?an untuk Tuli Muslim. Kegiatan tersebut dilaksanakan karena pertama Kementrian Agama menilai belum ada standarisasi pedoman bahasa isyarat Al-Qur?an. Kedua, Kementrian agama menemukan masing-masing lembaga memiliki cara atau metode tersendiri untuk mengajarakan Tuli Muslim dalam membaca Al-Qur?an seperti penggunaan isyarat, oral, atau kombinasi antara keduanya. Ketiga, Kementerian Agama menemukan bahwa seluruh metode yang diterapkan oleh masing-masing lembaga tersebut merupakan sebuah uji coba dan belum secara khusus berbentuk sebuah pedoman pembelajaran Al-Qur?an. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses transformasi dari penggunaan metode isyarat Arab menuju metode isyarat Indonesia dalam pembacaan Al-Qur?an. Jenis penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif. Untuk memperoleh data, peneliti menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah staff Kementrian Agama Republik Indonesia, empat lembaga atau komunitas, dan Tuli Muslim yang mengikuti sidang Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur?an. Hasil penelitian ini adalah Kementrian Agama dalam menyusun pedoman ini tidak memilih salah satu dari metode yang telah dipresentasikan oleh masing-masing lembaga. Upaya tesebut dilakukan untuk menghindari perselisihan antara lembaga atau komunitas yang terlibat dalam sidang Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur?an atau membuat lembaga atau komunitas lain berkecil hati karena metodenya tidak dipilih untuk ditetapkan sebagai modul standar dalam belajar dan mengajar Al-Qur?an dalam bahasa isyarat, tetapi Kementrian Agama justru mengayomi dan mengakomodir semuanya. Kementrian Agama menetapkan tiga metode dalam pembacaan Al-Qur?an. Pertama metode kitabah, kedua metode tilawah, dan ketiga yaitu metode oral. Proses sidang dianggap positif oleh komunitas Tuli Muslim karena seluruh lembaga dan komunitas Tuli Muslim sangat baik dalam merespon kegiatan standarisasi pedoman pembacaan Al-Qur?an yang diselenggarakan oleh Kementrian Agama. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - bahasa isyarat; tuli; rumah tuli Jatiwangi M1 - masters TI - PENERJEMAHAN AL-QUR?AN KE DALAM BAHASA ISYARAT INDONESIA UNTUK TULI AV - restricted EP - 127 ER -