%0 Thesis %9 Skripsi %A Fitria Susan Meliyana, NIM.: 18105050068 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2020 %F digilib:50972 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K hadits; teori dialektika relasional; ketegangan; komunikasi %P 160 %T KONSEP SAMI’NA WA ATO’NA DALAM HADIS NABI DENGAN PENDEKATAN TEORI DIALEKTIKA RELASIONAL %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/50972/ %X Konsep sami’na wa aṭo’na yaitu mendengarkan perintah serta mematuhinya bukanlah hal yang asing dalam kehidupan masyarakat muslim. Pemahaman sami’na wa aṭo’na secara tekstual berarti bahwa segala yang didengar harus ditaati dalam hal ini yaitu Allah swt dan Rasulullah saw, sebagai perwakilan dari Allah swt. Namun, agaknya konsep pemahaman sami’nā wa aṭo’nā ini mengalami bias makna mengenai siapa yang harus didengarkan, apa yang harus ditaati, dan bagaimana batas ketaatan tersebut. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian mengenai konsep tersebut dengan menggunakan kajian tematik yang mana kita dapat memahami suatu konsep secara utuh sebab dihimpun dari berbagai hadis yang tentu berbeda dari sanad dan matannya. Informasi-informasi yang berbeda tersebut jika dihimpun, menghasilkan pemahaman yang menyeluruh. Adapun dalam memahami hadis-hadis tersebut peneliti menggunakan pendekatan teori ma’ānīl ḥadīṡ dan teori dialektika relasional guna mendapatkan konsep sami’nā wa aṭo’nā yang tidak hanya dipahami secara penafsiran makna hadis melainkan juga dari bentuk komunikasi yang terjalin antar individu pada konteks yang terjadi disaat hadis itu muncul. Tujuan adanya penelitian ini adalah untuk menemukan pemahaman konsep sami’na wa aṭo’na dalam hadis Nabi dari sembilan kitab hadis primer serta menemukan kontekstualisasi hadis sami’na wa aṭo’na sebagai sebuah konsep dari sudut pandang teori dialektika relasional dan menemukan solusi atas suatu permasalahan yang berkaitan dengannya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan studi literatur dengan pengumpulan data berasal dari kitab-kitab hadis, buku, jurnal, dan media berita. Langkah awal kajian tematik dilakukan dengan melakukan pengkajian terhadap sanad dan matan. Pengkajian sanad dilakukan dengan melakukan takhrij hadis pada 10 kata kunci yang telah ditentukan oleh penulis yang berkaitan dengan konsep sami’na wa aṭo’na. Kemudian hadis-hadis yang telah lulus validitas sanad tersebut diteliti dalam hal matan, aspek kebahasaan, asbabul wurud, dan dianalisis makna normatifnya. Hasilnya yaitu ditemukan terdapat 4 macam bentuk komunikasi yang memengaruhi terbentuknya konsep sami’nā wa atho’nā, di antaranya adalah bentuk absolut (antara Tuhan dengan hambanya), semi-absolut (antara rasul dengan umatnya), nisbi (antara pemimpin dengan rakyatnya), dan direct (antara rakyat dengan rakyat). Kemudian hasil dari analisis tersebut dilanjutkan dengan pengkajian dari sudut pandang dialektika relasional. Ternyata dari setiap bentuk komunikasi tersebut menghasilkan konsep sami’nā wa aṭo’nā yang berbeda tergantung dari figur yang memberikan intruksi. Sosok figur ini menentukan seberapa tingkat intruksi atau perintah harus ditaati dan bagaimana konsekuensinya sehingga tidak dapat menyamaratakan semua perintah bahwa harus dilakukan. Ada hal yang membatasi terlaksananya sebuah perintah yaitu adanya syariat dan maslahah yang menjadi tolok ukur bahwa sebuah perintah benar-benar harus dilakukan atau tidak. Apabila terdapat ketegangan karena adanya ketidaksesuaian antara intruksi dengan pelaku intruksi maka teori ini memberikan solusi yang dapat ditempuh agar ketegangan tersebut tidak berkepanjangan, di antaranya adalah pergantian siklus, segmentasi, seleksi, dan integrasi. %Z Pembimbing: Nur Afni Khafsof, M.Sos.