@phdthesis{digilib51089, month = {February}, title = {PENGARUH REBUSAN JAHE GAJAH (Zingiber officinale Roscoe, 1973) TERHADAP GAMBARAN ANATOMI DAN HISTOLOGI ORGAN USUS HALUS MENCIT (Mus musculus Linnaeus, 1758)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 15640024 Nur Laili Fauziah}, year = {2022}, note = {Pembimbing : Najda Rifqiyati, M.Si.}, keywords = {Jahe gajah (Zingiber officinale Roscoe), Rebusan jahe, Rodentisisda, Usus halus}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51089/}, abstract = {Tikus (Rattus norvegicus) merupakan hama liar dari golongan mamalia yang sering mengganggu dalam kehidupan manusia. Tikus sering menimbulkan kerusakan dan kerugian dalam kehidupan manusia anatara lain dalam bidang pertanian, perkebunan, pemukiman dan kesehatan. Pengendalian hama tikus yang biasa dilakukan adalah penggunaan rodentisida kimia yang berdampak negatif yang dapat membahayakan kesehatan dan kerusakan lingkungan, sehingga diperlukan rodentisida nabati sebagai solusi dari permasalahan tersebut. Jahe gajah (Zingiber officinale) merupakan jahe paling popular dan mudah ditemukan di pasaran. Jahe memiliki senyawa yang dimungkinkan dapat menjadi bahan alternatif rodentisida alami. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan mengetahui gambaran kerusakan anatomi dan histologi dari organ usus mencit (Mus musculus) dengan perlakuan jahe serta mengetahui konsentrasi rebusan jahe yang mampu merusak organ usus mencit (Mus musculus). Metode penelitian terdiri dari proses perlakuan mencit dengan metode rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan yaitu kontrol dan pemberian konsentrasi rebusan jahe 1,95g/100ml, 2,6g/100ml, 3,25g/100ml dan 3,9g/100ml sebanyak 3 kali pengulangan. Pemberian perlakuan dengan sonde rebusan jahe sekali sehari sebanyak 1 ml. Data dianalisis secara deskriptif dan uji statistik. Hasil penelitian semua perlakuan menunjukkan anatomi usus halus berwarna pucat kemerahan. Pada pengamatan histologi disemua perlakuan menunjukkan kerusakan parah pada usus mencit yaitu berupa pendarahan (Hemoragi), infiltrasi sel radang, deskuamasi epitel, dan nekrosis. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa rebusan jahe dengan lima konsentrasi yang berbeda tidak memberikan perubahan secara signifikan pada anatomi usus halus. Pada perlakuan rebusan jahe 3,25g/100ml menunjukkan kerusakan histologi parah dengan area kerusakan nekrosis paling luas.} }