relation: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51131/ title: POTRET HARMONI SOSIAL MAYORITAS HINDU DENGAN MINORITAS MUSLIM DI PANGGUNG TRADISI ROWAH DI KARANG JERO, KELURAHAN KARANG TALIWANG KECAMATAN CAKRANEGARA creator: Sukardiman, NIM.: 19205022054 subject: Studi Agama Agama subject: Sosial, Interaksi description: Rowah merupakan konstruksi sosial masyarakat Sasak dalam bentuk perayaan atau pesta yang biasanya dilakukan oleh umat Muslim Sasak dalam rangka mengekspresikan rasa syukur, atau mendo’akan sesama, baik yang masih hidup atau yang telah meninggal. Di Karang Taliwang Rowah tidak hanya dihadiri oleh orang Muslim akan tetapi oleh orang Hindu yang jumlahnya tidak sedikit, dan acara tersebut menjadi ajang presentasi diri atau kesan diri kepada kelompok agama lain agar stabilitas sosial tidak terganggu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana prosesi rowah yang ada di Karang Jero dan bentuk-bentuk impression management mayoritas Hindu dan minoritas Muslim dalam budaya rowah. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dalam upaya menggali data secara langsung dan lebih mendalam tentang hubungan di panggung rowah antara komunitas Hindu dan Muslim secara gamblang, tepat dan terukur. Dalam hal ini peneliti menggunakan observasi partisipatif dengan terlibat langsung dalam aktivitas mereka. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori dari Erving Goffman tentang Front stage dan back stage yang kemudian digunakan menjadi pisau analisis dalam melihat hubungan sosial di panggung budaya rowah. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa ada beberapa proses dalam budaya rowah, yakni menyilaq (mengundang), bekelaq’an (memasak hidangan), begibung, dan ngejot (mengantarkan makanan). Rowah juga ada beberapa jenis, seperti rowah kematian, seperti nyiwaq, metangdase, nyatus, nyeribuq. Ada juga rowah akikahan, khitanan, rowah merariq dan lain sebagainya. dalam proses acara rowah tersebut biasanya ada beberapa bentuk-bentuk impresi yang tunjukkan masing-masing agama, yakni dari hindu memakai batik, mengucapkan salam, menggunakan bahasa Sasak halus, dan memberikan bantuan air dan uang kepada teman-teman yang mengadakan acara rowah. Sedangkan Muslim juga menunjukkan impresinya dengan memakai sapuq dan bebet, memakai bahasa Sasak yang halus, tersenyum dan menyapa ketika menyambut tamu dan menghidangkan makanan yang halal. Dari bentuk-bentuk impresi yang dilakukan masing-masing agama tersebut sangat jelas bahwa rowah sebagai panggung dan konstruksi front stage dan interkasi simbol-simbol antar umat beragama yang berimplikasi terhadap harmoni antar agama mayoritas dan minoritas di panggung budaya rowah dan kehidupan sosial sehari-hari. Di balik tradisi rowah memang ada paralelitasnya dengan nilai-nilai dasar kemasyarakat, seperti nilai gotong royong, etika, silaturrahmi. Namun, dibalik tradisi ini juga berdiri modernitas yang membuat adanya kesenjangan nilai-presentasi identitas masyarakat, apalagi dengan adanya pasar tourisme membuat identitas masyarakat pun hadir dalam wajah yang berbeda, di mana nilai-presentasi identitas seperti yang ada dalam tradisi rowah tidak terimplementasi dengan baik di ruang sosial secara maksimal. Karena memang hadirnya pasar tourisme memberikan celah lahirnya individualitas dalam masyarakat. sehingga diperlukan adanya kolektifitas dalam masyarakat untuk terus mempertahankan eksistensi dari tradisi ini. date: 2022-01-31 type: Thesis type: NonPeerReviewed format: text language: id identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51131/2/19205022054_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf format: text language: id identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51131/7/19205022054_BAB%20I_BAB%20TERAKHIR_DAFTAR%20PUSTAKA.pdf-1.pdf identifier: Sukardiman, NIM.: 19205022054 (2022) POTRET HARMONI SOSIAL MAYORITAS HINDU DENGAN MINORITAS MUSLIM DI PANGGUNG TRADISI ROWAH DI KARANG JERO, KELURAHAN KARANG TALIWANG KECAMATAN CAKRANEGARA. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.