@phdthesis{digilib51132, month = {March}, title = {TRADISI NIKAH PAYUNG SEKAKI (Studi Living Hadis Di Desa Muara Madras Kecamatan Jangkat, Jambi)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 18105050120 Syahidil Mubarik, Mh}, year = {2022}, note = {Pembimbing: Dr. Ali Imron, S.TH.I, M.Si.}, keywords = {tradisi nikah; Payung Sekaki; living Hadis}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51132/}, abstract = {Tradisi Nikah Payung Sekaki merupakan salah satu tradisi yang ada di desa Muara Madras. Pelaksanaan tradisi ini sangat unik dalam konteks studi agama, dengan ciri khas tersendiri yaitu dalam pelaksanaannya diikuti oleh beberapa pasangan pengantin dengan tujuan saling tolong-menolong. Waktu pelaksanaannya menurut kebiasaan masyarakat desa Muara Madras berkisar di antara pertengahan bulan Syawal sampai Zulqaidah setelah pelaksanaan hari Raya Idul Fitri setiap tahunnya. Dengan menggunakan kajian living hadis, maka terdapat tiga model tradisi yaitu lisan, tulisan, dan praktik. Kajian ini juga menggunakan teori pendukung dari Piter. L Berger, terdapat tiga aspek yaitu aspek eksternalisasi, aspek objektivasi, dan aspek internalisasi. Metode yang digunakan dalam kajian ini iyalah metode kualitatif. Hasilnya bahwa tradisi Nikah Payung Sekaki di desa Muara Madras mempunyai rangkaian acara di awali dengan suku dapoah, ditinjau menuqun syarak, ditinjau menurut adat dan pemakai, jenjang ninei mamak, tagin. Mejei diom, nalak, ijab kabul, nyempun, dan resefsi. Penulis menemukan pengaplikasian hadis yang menunjukkan bahwa praktik tradisi Nikah Payung Sekaki di desa Muara Madras merupakan pengamalan hadis tentang saling tolong menolong, dari semboyan adat Nikah Payung Sekaki yaitu ?tudung manudung bak daun sihei? yang berarti bahwa yang kuat bisa membantu yang lemah, dan yang lemah terbantu oleh yang kuat. Tradisi Nikah Payung Sekaki memiliki makna-makna khusus yang terdapat di dalamnya yaitu saling tolong menolong antar sesama calon pengantin terutama segi ekonomi, solidaritas dan kekompakan masyarakatnya yang masih sangat kental, dan menjadi ajang untuk mempererat silaturahmi antar sesama. Jadi, dapat dilihat dari makna-makna khusus yang terdapat dalam praktik tradisi Nikah Payung Sekaki ini sangat erat kaitannya dengan hadis saling tolong menolong.} }