%0 Journal Article %A AFANDI, %D 2008 %F digilib:512 %I Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta %J /Jurnal/Al-Jamiah/Al-Jamiah No. 34 Th. 1986/ %K Pemikiran, Ketuhanan, Al-Kindi %T PEMIKIRAN KETUHANAN AL-KINDI %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/512/ %X Al-Kindi nama lengkapnya adalah Abu Yusuf Yakub bin Ishaq Ashshabbah bin Imron bin Ismail bin Al-Asyats bin Qaya Al-Kindi. dilahirkan di Kufah pada tahun 185 H (801 M). Ayahnya bernama Ishaq Ashshabbah, GUbernur Kufah pada masa pemerintahan Al-Mahdi dan Harun Al-Rasyid, wafat 252 H (861 M), Nama Al-Kindi dikenal di kemudian hari melalui kitab-kitabnya yang berjumlah tidak kurang dari 241 buah dalam bidang filsafat, logika aritmatika, kedokteran, ilmu jiwa, politik, musik, matemayika, dan lain-lain. Pada masa hidup Al-Kindi penterjemahan buku-buku Yunani sangat pesat dan ia turut aktif dalam kegiatan itu. Ia mencoba mempertemukan atau memadukan agama dan filsafat. Menurut Al-Kindi filsafat adalah pengetahuan yang benar. Sedang agama menerangkan tentang apa yang benar. Jelas ada perbedaan antara filsafat dan agama. Keduanya bertujuan untuk menerangkan apa yang benar dan yang baik. Agama disamping menerangkan wahyu juga mempergunakan akal, dan filsafat mempergunakan akal. Wahyu tidak bertentangan dengan filsafat, hanya argumentasi yang dikemukakan wahyu lebih meyakinkan daripada argumen filsafat. Tuhan menurut Al-KIndi adalah pencipta alam, bukan penggerak pertama. Tuhan itu Esa, Azali, Unik. Ia tidak tersusun dari materidan bentuk, tidak bertubuh dan bergerak. Ia hanyalah keesaan belaka, selain TUhan semuanya mengandung arti banyak. Sebagaimana telah diketahui, Al-Kindi banyak mempelajari filsafat Yunani, maka dalam pemikirannya banyak kelihatan unsur-unsur filsafat Yunani itu. Unsur-unsur yang terdapat dalam pemikiran filsafat Al-Kindi ialah: 1. Aliran Pitagoras tentang matematika sebagai jalan ke arah filsafat. b 2. Pikiran-pikiran Aristoteles dalam soal-soal fisika dan metafisika, meskipun Al-Kindi tidak sependapat dengan Aristoteles tentang qadimnya alam. b 3. Pikiran-pikiran Plato dalam soal kejiwaan. b 4. Pikiran-pikiran Plato dan Aristo bersam-sama dalam soal etika. b 5. Wahyu dan Iman (ajaran-ajaran agama) dalam soal-soal yang berhubungan dengan Tuhan dan Sifat-sifatNya. b 6. Pikiran-pikiran aliran Mutazilah dalam penghargaan kekuatan akal dan dalam menawilkan ayat-ayat Quran. Oleh karena pemikiran Al-Kindi banyak mendapat pengaruh filsafat Yunani, maka sebagian penulis berpendapat bahwa al-Kindi mengambil alih seluruh filsafat Yunani. Tetapi bila pemkirannya dipelajari dengan seksama, tampak bahwa pada mulanya Al-Kindi mendapat pengaruh pikiran filsafat Yunani, tetapi akhirnya Ia mempunyai kepribadian sendiri. Dari beberapa pemikiran filsafat yang ditekuni, akhirnya Al-Kindi berkesimpulan bahwa filsafat Ketuhananlah yang mendapat derajat atau kedudukan yang paling tinggi dibandingkan dengan lainnya. Ia memandang pembahasan mengenai Tuhan adalah sebagai bagian filsafat yang paling tinggi kedudukannya. Selain itu, banyak pengamat mengatakan, bahwa yang mempengaruhi pemikiran Al-Kindi bukan hanya filsafat Yunani, akan tetapi juga Aliran Mutazilah yang sangat berpegang teguh terhadap Al-Quran dan kekuatan akla, terutama di dalam mengemukakan pendapatnya yang berhubungan dengan masalah Ketuhanan. b