TY - THES N1 - Pembimbing : Dr.Inayah Rohmaniyah, S.Ag., M Hum., M.AI. ID - digilib51213 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51213/ A1 - Nuryahya, NIM.l 13540049 Y1 - 2020/02/20/ N2 - Bela diri pencak silat dikenal dengan olah raga yang maskulin, dari segi peminat sering kali didominasi oleh kaum laki-laki, dibandingkan perempuan jumlah mereka lebih banyak. Pelabelan mahasiswi di salah satu universitas tinggi Yogyakarta, bahwa mereka digambarkan sebagai sosok yang lembut dan bersuara pelan, seolah mencitrakan tersebut tidak sesuai ketika perempuan belajar bela diri pencak silat. Namun demikian, di salah satu universitas tinggi Yogyakarta, dijumpai mahasiswi pun turut berpartisipasi menjadi anggota UKM PPS CEPEDI bahkan menjadi pengurus serta mampu berprestasi disana. Ketidakadilan dan marginalisasi tersebut menyerang dari berbagai lini sosial yang secara sosial akan mempengaruhi ruang aktivitas atau interaksi individu. Banyak mahasiswi di salah satu universitas tinggi Yogyakarta, dibully karena menjadi anggota UKM Perguruan Pencak Silat CEPEDI. Kemudian, dari problem akademik diatas penulis mengambil rumusan masalah mengenai bentuk-bentuk bullying yang ada di salah satu universitas tinggi Yogyakarta, dan bagaimana konstruksi sosial terhadap pesilat perempuan di salah satu universitas tinggi Yogyakarta,. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, subyek penelitian ini menggunakan data primer yang penulis peroleh dari responden, dan data sekunder yang penulis peroleh dari sumber buku, internet dan dokumentasi lainnya. Metode pengumpulan data menggunakan observasi partisipan, wawancara, dan catatan lapangan. Teknis analisis data yang dilakukan dengan metode analisisn kualitatif dan analisis deskriptif kemudian dalam menyimpulkan penulis menggunakan pendekatan sosiologis. Pendekatan teori yang penulis gunakan adalah teori bullying, pesilat perempuan di salah satu universitas tinggi Yogyakarta, dibully karena mereka ikut bela diri pencak silat.kemudian pendekatan teori konstruksi sosial, dimana mahasiswi memperolehpengenalan dan pemahaman secara individu, kemudian menjadikan pencak silat sebagai way of life. Dalam kasus bullying pesilat perempuan di universitas tinggi X Yogyakarta, penulis menemukan beberapa bentuk bullying baik bullying secara verbal maupun non verbal. Bullying secara verbal yaitu berupa ucapan atau perkataan, selain itu bullying non verbal baik secara fisik maupun secara rasional juga penulis temukan. Bullying verbal memang lebih sering terjadi dibandingkan dengan bullying non verbal. Konstruksi sosial merupakan realitas sosial yang diciptakan atas kreatifitas mahasiswi dalam menerima pencak silat sebagai pengetahuan yang mampu mereka maknai secara individual, kemudian melalui interaksi dan tatap muka individu akan memaknai dunia berdasarkan apa yang ia lihat. Konstruksi sosial terhadappesilat perempuan telah mentransformasikan pengetahuan kedalam individu mahasiswi dan memberikan output berupa sosialisasi bela diri pencak silat kepada masyarakat. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Bullying KW - Konstruksi sosial KW - Perempuan KW - Pencak silat M1 - skripsi TI - BULLYING DAN KONSTRUKSI SOSIAL TERHADAP PESILAT PEREMPUAN DI SALAH SATU UNIVERSITAS TINGGI YOGYAKARTA AV - restricted EP - 124 ER -