@phdthesis{digilib51279, month = {December}, title = {IMPLEMENTASI BERCERITA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN DENGAN CARA DEMOKRATIS DI KB IT INSAN MULIA SUMBERMULYO BAMBANGLIPURO BANTUL}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 14430003 Ambar Wati}, year = {2019}, note = {Pembimbing : Dr. Sigit Purnama S.Pd.I., M.Pd}, keywords = {Bercerita, Kedisiplinan.}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51279/}, abstract = {Penanaman kedisiplinan dengan cara demokratis berarti anak diikutsertakan dalam mendengarkan penjelasan, bertanya, berdiskusi dan mengemukakan pendapat. Kedisiplinan pada anak usia dini dengan cara demokratis tersebut dapat disampaikan dengan bercerita. Bercerita merupakan salah satu cara untuk memberikan rangsangan kepada anak dengan membawakan cerita secara lisan. Bercerita dapat menjadikan suasana belajar menjadi menyenangkan, menggembirakan dengan penuh dorongan dan motivasi sehingga pembelajaran yang disampaikan dapat dengan mudah dipahami oleh anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) penanaman kedisiplinan dengan bercerita yang ada di KB IT Insan Mulia Bambanglipuro, (2) faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam menanamkan kedisiplinan dengan bercerita. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat kualitatif dan mengambil latar belakang penggunaan cerita untuk menanamkan kedisiplinan anak usia dini dengan cara demokratis. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dengan yang sudah dikumpulkan kemudian ditarik kesimpulan dan pengecekkan data dilakukan dengan triangulasi sumber. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Implementasi bercerita yang digunakan dalam menanamkan kedisiplinan dengan cara demokratis adalah anak dapat berperilaku santun, menaati aturan, belajar mandiri dan dapat membedakan antara perilaku baik dan buruk, (2) faktor pendukung antara lain adalah sarana dan prasarana, pembiasaaan yang baik, keteladanan, pemberian nasehat, pemberian hadiah dan pendekatan individual. Sedangkan faktor penghambat adalah penyampaian cerita kurang menarik, guru kurang menguasai cerita yang disampaikan, cerita yang disampaikan terlalu sering, anak tidak fokus, pembiasaan di rumah, dan kurangnya komunikasi antara guru dengan orang tua.} }