%A NIM.: 13520029 Iwan Faroidl %O Pembimbing : Drs. Rahmat Fajri, M.Ag %T TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DAN RELEVANSINYA TERHADAP PLURALITAS AGAMA PADA NOVEL AYAT-AYAT CINTA 2 KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY %X Belajar tentang toleransi demi terciptanya kerukunan antar umat beragama bisa didapat di mana saja. Salah satunya adalah dari novel Ayat-Ayat Cinta 2. Alur cerita dalam novel tersebut senantiasa menyajikan dan menyuguhkan pesan moral dari ajaran Islam sebagai agama yang damai dan rahmatan lil „alamin. Dari novel Ayat-Ayat Cinta 2 dapat diambil dan dijadikan pedoman kiranya apa saja nilai-nilai toleransi yang ada di dalamnya, dan kemudian dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk pluralitas agama yang ada di Indonesia. Metode penelitian ini adalah berjenis kajian pustaka (penelitian kualitatif). Data primer diperoleh lansung dari novel Ayat-Ayat Cinta 2 karya Habiburrahman El Shirazy. Sedangkan data sekunder merupakan literatur-literatur lain yang berkaitan dengan tema penelitian. Teknik pengolahan data menggunakan metode deskriptif-analitik. Penelitian ini menggunakan teori “teologi inklusif” Nurcholish Madjid untuk dapat menciptakan kehidupan yang rukun, damai, dan harmonis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam novel Ayat-Ayat Cinta 2 banyak sekali pesan-pesan toleransi yang dapat diambil dan dijadikan contoh untuk menghadapi adanya intoleransi yang dapat mengakibatkan perpecahan. Pesan yang dimaksud adalah: pertama, toleransi dalam berbeda keyakinan. Kedua, toleransi dalam bertetangga dengan orang yang berbeda agama. Ketiga, toleransi dalam hal profesinalitas, entah profesionalitas dalam dunia kerja atau profesionalitas yang lainnya. Keempat, toleransi dalam menghadapi orang-orang yang membenci Islam dan menganggap Islam sebagai teroris (islamofobia). Paradigma inklusif merupakan teologi yang paling sesuai untuk diterapkan dalam konteks kehidupan masyarakat modern. Di mana inklusivisme menjadi jaminan terhadap keharmonisan masing-masing agama untuk tetap eksis dalam satu kesatuan pluralitas agama. Diskursus pluralisme sebagai sunnatullah, tidak hanya berhenti sebatas mengakui eksistesinya saja, melainkan untuk menciptakan tatanan masyarakat beragama yang mampu hidup berdampingan secara damai, bersahabat, dan kooperatif dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Meskipun pluralisme masih menimbulkan pro-kontra dan problem untuk melakukan dialog masih menemui banyak kendala di kalangan cendikiawan muslim, hidup bersama dalam perbedaan tetap dapat terealisasikan, yaitu dengan sikap toleransi dan sikap pluralisme. Dalam kehidupan umat manusia perbedaan adalah sesuatu yang wajar dan merupakan suatu realitas yang tidak dapat dihindari. %K Toleransi, Pluralitas Agama, Ayat-Ayat Cinta 2 %D 2020 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib51362