TY  - THES
N1  - Pembimbing : Achmad Yafik Mursyid, M.A
ID  - digilib51666
UR  - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51666/
A1  - Hadiana Trendi Azami, NIM.: 18105030024
Y1  - 2022/05/24/
N2  - Kajian tentang normatif Islam di Jawa umumnya terkonsentrasi pada
muslim perkotaan dan modernis (Islam wilayah pesisir), atau pesantren sebagai
perwakilan Islam ortodoksi, hingga terabaikan Islam seperti yang dipraktekan di
desa-desa (Islam wilayah pedalaman). Pada saat yang bersamaan, Clifford Geertz
dan sarjana barat lainnya membedakan Islam di tanah Jawa menjadi santri (Islam
pesisir) dan abangan (Islam pedalaman) yang menimbulkan berbagai kontroversi.
Kedua hal ini memunculkan stigma di masyarakat bahwa Islam wilayah pesisir
lebih otoritatif daripada Islam wilayah pedalaman. Adanya kajian ini berusaha
menyanggah distingsi Clifford Geertz dan sarjana barat lainnya tentang Islam di
Jawa bahwa Islam wilayah pesisir dan pedalaman adalah sama berlandaskan kajian
manuskrip Al-Qur'an yang baru ditemukan di Masjid Besar Pakualaman, dimana
pada awal Islamisasi Jawa termasuk kedalam Islam wilayah pedalaman.
Penelitian ini memilih objek kajian manuskrip Al-Qur?an Kiyai Haji Bakri
dengan pendekatan filologi yang berorientasi mengungkap karakteristik manuskrip.
Alasan memilih objek kajian ini didasarkan atas 3 hal: pertama, secara historis
manuskrip Al-Qur?an yang dikaji memiliki historisitas yang jelas; kedua, naskah
tidak seperti mushaf Al-Qur?an pada umumnya yang terdiri dari tiga jilid beserta
terjemahnya; ketiga, kajian naskah Al-Qur?an di lingkungan keraton dapat
dikatakan terabaikan karena minimnya sumber daya manusia yang mengusai ilmu
filologi Qur?an. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analisis dengan
jenis data yang dipakai dalam kajian ini adalah data literatur primer dan sekunder
yang berkaitan dengan tema pokok seperti karya Filologi Indonesia: teori dan
metode oleh Oman Fathurahman. Data sekunder berkaitan dengan sejarah, budaya,
sosial keagamaan masyarakat Islam di tanah Jawa.
Hasilnya, relevansi Al-Qur'an terhadap wacana distingsi Clifford Geertz
dan sarjana barat lainnya tentang Islam di tanah Jawa, diantaranya; 1) Islam yang
berkembang di Kadipaten Pakualaman (priyayi) yang termasuk kedalam wilayah
pedalaman pada masa awal pribumisasi Islam, tidak se-animistis yang dijelaskan
oleh Geertz dan sarjana barat lainnya, mereka menerima ajaran Islam melalui
serangkaian nalar dialetika, dan mempelajari keilmuan yang juga berkembang di
kalangan santri; 2) karena kondisi demikian, secara tidak langsung bahwa Islam
yang berkembang di Kadipaten Pakualaman merupakan Islam yang disebarkan oleh
kalangan santri, sehingga distingsi Geertz dan sarjana barat lainnya yang general
tidak dapat dibenarkan untuk Islam yang berkembang di Kadipaten Pakualaman; 3)
Argumen bahwa muslim Jawa di lingkungan Kadipaten Pakualaman mempelajari
vi
Islam dengan sungguh-sungguh terlihat dari upaya koreksi inkonsistensi qir???t,
penggunaan ragam bahasa yang berbeda ketika membahasakan Tuhan sebagai
subjek pembicara juga sebaliknya yang mengindikasikan mereka memahami
konteks dan kedudukan pembahasan ayat, sehingga secara stratifikasi sosial mereka
menggunakan ragam bahasa kromo sebagai perhormatan tertinggi dalam
membahasakan kepada Allah.
PB  - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
KW  - filologi
KW  -  manuskrip
KW  -  Al-Qur?an
KW  -  Kiyai Haji Bakri
M1  - skripsi
TI  - MANUSKRIP AL-QUR?AN DAN TERJEMAH JAWA
K.H. BAKRI KOLEKSI MASJID BESAR
PAKUALAMAN: Sejarah, Karakteristik, dan Identitas
AV  - restricted
EP  - 161
ER  -