%0 Thesis
%9 Skripsi
%A Wafa Fauziyyah, NIM.: 18105050091
%B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
%D 2022
%F digilib:51716
%I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
%K hadis dhaif, Bulugh Al-Maram, Ibnu Hajar Al-Asqalaniy
%P 144
%T HADIS DHAIF DALAM KITAB BULUGH AL-MARAM MIN ADILLAH AL-AHKAM KARYA IBNU HAJAR AL-ASQALANIY
%U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51716/
%X Hadis dhaif dikelompokan sebagai hadis mardud yang tidak dapat diterima  kebenarannya, tidak dapat dijadikan hujjah dan tidak wajib penggunaannya.  Secara rasional beberapa kasus munculnya hadis dhaif disebabkan oleh human  error (kesalahan manusia) baik itu disengaja maupun tidak. Terdapat tiga  kelompok ulama yang berselisih mengamalkan hadis dhaif, kelompok yang  membolehkan mengamalkan hadis dhaif secara mutlak, kelompok yang  mengamalkan hadis dhaif dinilai boleh dan sunnah dalam ruang lingkup (Faḍa'il  al-A‟māl, zuhud, nasehat, kisah-kisah, selain hukum syariat dan akidah) selama  hadis yang dimaksud bukanlah hadis mauḍu‘ (palsu), kelompok yang tidak boleh  mengamalkan hadis dhaif secara mutlak, dalam hal apapun baik itu Faḍa'il al-  A'māl maupun konteks syariat.  Disamping itu, hadis dhaif juga masih banyak digunakan dan dimuat  dalam beberapa kitab hadis induk. Salah satunya kitab Bulugh Al-Maram min  Adillah Al-Ahkam, pada dasarnya kitab tersebut paling populer dan banyak dikaji  oleh umat muslim seluruh dunia khususnya di Indonesia. Di dalamnya membahas  persoalan fiqh berupa ibadah, muamalah, dan persoalan-persoalan lainnya terkait  fiqh di kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan keadaan yang tengah terjadi.  Kemudian dalam kitab tersebut Al-Hafizh Ibnu Hajar banyak mencantumkan  hadis yang dinilai dhaif. Dengan demikian penulis termotivasi untuk mengadakan  penelitian terkait hadis Dhaif dalam Kitab Bulugh Al-Marām.  Tujuan penelitian ini dimulai untuk mengetahui alasan dan argumen Al-  Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalaniy memasukan hadis-hadis dhaif dalam kitab Bulugh  Al-Maram. metode yang digunakan adalah metode Library Research (kajian  pustaka), dan metode metode deskriptif-analisis, adapun pendekatan dalam  penelitian ini digunakan pendekatan historis.  Kesimpulan dari penelitian ini terdapat dua aspek, yaitu mengetahui alasan  Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalaniy memasukan hadis-hadis dhaif dalam kitab  Bulugh Al-Maram dan argumen Ibnu Hajar al-Asqalaniy tentang periwayatan  hadis dhaif dalam kitab Bulugh Al-Maram . Kemudian Al-Hafizh Ibnu Hajar  mensyaratkan dalam pengamalan hadis dhaif tiga persyaratan: disepakati bahwa  dhaif-nya yang tidak parah (bahkan sampai maudhu‟), hadis dhaif tersebut harus  menginduk pada dalil pokok yang umum yang bisa diamalkan dan tidak keluar  dari kaidah-kaidah islam, ketika mengamalkan tidak meyakini bahwa hadis  tersebut benar-benar berstatus kuat dan tsubut dari Nabi Saw. Argumen yang  disampaikan oleh Ibnu Hajar tentang periwayatan hadis mu‟allaq dalam Shahih  Ibnu Hajar: pemuatan hadis Ibnu Hajar sebagai hadis pokok yang diriwayatkan  secara mu‟allaq, pemuatan hadis yang diriwayatkan oleh orang lain dikutip oleh  Ibnu Hajar kitab Shahih-nya untuk memperkuat argumentasi fiqh al-bab dan  memperkuat atau menjelaskan jalur periwayatan lainnya sebagai mutaba‟ah,  pemuatan hadis Al-Hafizh Ibnu Hajar pada kitab lainnya namun dimuat pula  dalam Shahih-nya untuk memperkuat argumentasi fiqh al-bab dan memperkuat  atau menjelaskan jalur periwayatan lainnya sebagai mutaba‟ah.
%Z Pembimbing : Dr. Indal Abror, M.Ag.