%0 Thesis %9 Skripsi %A Istiqomah Mustika Dewi, NIM.: 15720022 %B FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA %D 2022 %F digilib:51990 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K perempuan, tradisi rewang, kerja %P 133 %T POLA KERJA PEREMPUAN DALAM TRADISI REWANG %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51990/ %X Kampung merupakan pemukiman penduduk di wilayah kota (pinggiran) yang masih mempertahankan perilaku dan ciri khas masyarakat pedesaan. Masyarakat kampung memiliki rasa solidaritas sosial yang baik. Salah satu aktivitas gotong royong masyarakat dapat dilihat pada pelaksanaan pesta pernikahan. Segala keperluan persiapan pernikahan seperti pemasangan tenda, pembuatan tarub, menata meja kursi dan sebagainya, dilakukan bersama-sama oleh pemilik acara dan tetangga sekitar. Dalam serangkaian acara pernikahan terdapat beberapa tradisi, diantaranya ialah rewang, yaitu gotong royongnya perempuan dalam penyediaan konsumsi. Pada dasarnya rewang adalah kerja sosial, aktivitas yang diwariskan dengan latar belakang sosial. Tujuannya ialah tolong menolong. Namun kemudian tradisi yang berlandaskan kerja sosial ini dikapitalisasikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat eksistensi rewang dan keterlibatan perempuan di dalam rewang untuk memetakan pola kerja perempuan didalam tradisi rewang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan studi literatur. Pemilihan informan dilakukan dengan metode criterion based selection atau purposive sampling. Teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah Teori Relasi Kuasa Michel Foucault dan Teori Nilai Lebih Karl Marx. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa upaya pelestarian keberadaan rewang dilakukan atas pemahaman dasar masyarakat bahwa rewang adalah ‗tradisi‘ dan semestinya dijaga. Terlebih lagi rewang memberikan nilai ekonomis tinggi bagi masyarakat. Salah satu perubahan di dalam rewang ialah adanya rewang upahan yang muncul karena ketidakmampuan pemilik acara untuk sepenuhnya bergantung pada bantuan tenaga tetangga. Keterlibatan perempuan sebagai pekerja rewang dipetakan menjadi 3 pola berdasarkan pembagian kerja, hubungan kerja dan durasi kerja. Pertama, para pekerja perempuan dibagi kedalam 3 wilayah kerja, yaitu sumur, lesehan, dan pawon. Kedua, terdapat 2 pola hubungan kerja diantara para perempuan tersebut, yaitu pemilik – rewang upahan, pemilik– rewang nonupahan. Ketiga, durasi waktu kerja perempuan saat rewang dibagi menjadi 3 yaitu durasi kerja paling rendah sekedar memperlihatkan diri untuk terlibat (rewang non-upahan yang tidak ditembung), durasi sedang (rewang nonupahan yang ditembung), dan durasi kerja paling tinggi (rewang upahan). %Z Pembimbing : Dr. Napsiah, S.Sos., M.Si.