@phdthesis{digilib52008, month = {March}, title = {AL QIAM AL NABAWIYAH FI AL QISSAH AL QASIRAH QISMATI WA NASIBI LI MAHFUZ (DIRASAH TAHLILIYAH BINYUWIYYAH JINIYYAH LI LUCIEN GOLDMANN)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 16110056 Farah Dzakiyah}, year = {2022}, note = {Pembimbing: Dr. Moh. Wakhid Hidayat, S.S., M.A.}, keywords = {Nilai Profetik, Strukturalisme Genetik, Qismatii wa Nasibi}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52008/}, abstract = {Nilai Profetik merupakan nilai yang memiliki unsur ketuhanan dan sufistik. Penelitian ini berupaya menemukan nilai profetik dalam cerpen 'Qismati? wa Na{\d s}i?bi? karya Najib Mahfudz melalui strukturalisme genetik (Lucien Goldmann). Cerpen Qismati? wa Na{\d s}i?bi? merupakan salah satu kisah dalam antologi cerpen ???? ???? ??? ?????? karya Najib Mahfudz. Cerpen tersebut menceritakan tentang konflik anak kembar siam yang selalu berdebat tentang hak masing-masing. Najib melukiskan budaya Mesir lampau yang juga menjadi latar cerpen. Meski Najib sering dianggap liberal pada zamannya, namun dalam penelitian ini akan membahas kutipan-kutipan cerpen yang mengandung nilai profetik berupa nilai transendensi, humanisasi dan liberasi. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan nilai profetik dalam cerpen 'Qismati? wa Na{\d s}i?bi?' karya Najib Mahfuz. Tujuan tersebut terbagi menjadi tiga rumusan, yaitu struktur cerpen, pandangan dunia pengarang terkait nilai profetik dan struktur sosial pengarang. Dalam melakukan penelitian, metode yang digunakan dalam menemukan nilai profetik melalui pendekatan strukturalisme genetik yakni menggunakan metode dialektik kualitatif. Hasil Penelitian menunjukkan terdapat beberapa struktur cerpen yang terbangun dari berbagai oposisi, yaitu oposisi kultural, oposisi perilaku libidinal, oposisi sosial, oposisi manusia dan oposisi alamiah. Pandangan dunia pengarang dalam cerpen memiliki beberapa ekspresi, yakni kebahagiaan-kesengsaraan (kebebasan memilih kehidupan-terpenjara dalam satu tubuh dengan dua kepribadian yang berlawanan), humanisasi-liberalis (hidup rukun, saling menjaga \& mengingatkan-kesadaran akan kebebasan individu) dan religius-sekuler (menyandarkan semua hal pada Tuhan-memisahkan hal tradisional dengan kehidupan modern dalam hal kesehatan). Nilai profetik berupa transendensi cukup mendominasi sedangkan nilai humanisasi dan liberasi masih menjadi hal yang sulit diwujudkan dalam cerpen 'Qismati? wa Na{\d s}i?bi?'.} }