eprintid: 52051 rev_number: 9 eprint_status: archive userid: 12460 dir: disk0/00/05/20/51 datestamp: 2022-07-15 03:33:39 lastmod: 2022-07-15 03:33:39 status_changed: 2022-07-15 03:33:39 type: thesis metadata_visibility: show contact_email: muh.khabib@uin-suka.ac.id creators_name: Pipit Zubaid, NIM.: 16203010013 title: KAFA’AH PERKAWINAN DALAM PANDANGAN ULAMA DAN HABAIB KOTA PEKALONGAN ispublished: pub subjects: HuKe subjects: nikah divisions: huk_keluarga full_text_status: restricted keywords: Kafa’ah, Perkawinan, Pandangan Ulama note: Pembimbing: Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, M.Ag. abstract: Kafâ’ah merupakan keseimbangan dan keserasian antara calon istri dan suami sehingga masing-masing calon tidak merasa berat untuk melangsungkan perkawinan, atau laki-laki sebanding dalam tingkat sosial dan sederajat dalam akhlak serta kekayaan. Selain itu kafâ’ah juga diartikan kesamaan status sosial, kekayaan, dan profesi (antara si suami dan si ayah mertua) atau kesepadanan dalam nasab yang seharusnya ada antara suami dan istri, yang ketidak sesuaiannya menyebabkan perkawinan itu dianggap tidak sepadan dan karenannya rentan terhadap perpecahan dan perceraian. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field reserch), karena merupakan penyelidikan mendalam (Indepth Study) yang dilakukan dalam kancah kehidupan yang sebenarnya, sehingga menghasilkan gambaran yang terorganisir dengan baik dan lengkap mengenai unit sosial. Penelitian ini bersifat deskriptifanalitis, yakni penelitian yang bersifat menjelaskan kondisi subjek dan objek penelitian. Dalam penelitian ini penyusun menggunakan pendekatan Normatif dan Sosiologis, sedangkan teori yang digunakan teori Max Weber mengenai Sosiologi. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa konsep kafâ’ah jika didekati dengan Normatif dan Sosiologi akan mendapatkan titik temu yaitu: kafâ’ah merupakan salah satu cara proses pemilihan jodoh baik dari segi agama, nasab, kekayaan, derajat, dan pendidikan. Akan tetapi konsep kafâ’ah dari pembahasan ini dilihat dari pandangan kyai dan habaib. Yang mana keduanya berbeda pendapat, dari pendapat kyai yaitu kafâ’ah sebagai anjuran. Sedangkan dari habaib menjadi kewajiban. Dari kedua pendapat memang kontra maka dengan pendekatan dan teori yang di atas penyusun menganalisa bahwa menghasilkan jawaban yang netral dari pendapat kedua belah pihak, yang bertujuan untuk tercapai kemaslahatan dalam sebuah keluarga. date: 2019-01-16 date_type: published pages: 136 institution: UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA department: FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM thesis_type: masters thesis_name: other citation: Pipit Zubaid, NIM.: 16203010013 (2019) KAFA’AH PERKAWINAN DALAM PANDANGAN ULAMA DAN HABAIB KOTA PEKALONGAN. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52051/1/16203010013_BAB-I_BAB-V_Daftrar-Pustaka.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52051/2/16203010013_Bab-II_sampai_sebelum-Bab-Terakhir.pdf