@mastersthesis{digilib52092, month = {August}, title = {ORIENTASI AGAMA PARA SAMANERA DAN ATTHASILANI DI VIHARA DHAMMADIPA ARAMA, MOJOREJO, KOTA BATU, MALANG, JAWA TIMUR}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 1620510015 Alvista Fitri Ningsih, S.Th.I}, year = {2018}, note = {Pembimbing: Dr. Sekar Ayu Aryani, M.Ag}, keywords = {Orientasi, agama, Samanera, Atthasilani}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52092/}, abstract = {Penelitian ini berjudul Orientasi Agama para Samanera dan Atthasilani di Vihara Dhammadipa Arama, Mojorejo, Kota Batu, Malang, Jawa Timur. Alasan penulis meneliti orientasi agama para Samanera dan Atthasilani karena terdapat para Samanera dan Atthasilani yang belajar ilmu agama dengan berusaha menjalani hidup asketis tetapi faktanya tidak mudah dalam mengamalkan agama Buddha. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti motif dan tahapan menjadi Samanera, Atthasilani melalui pendekatan psikologi agama menggunakan teori Gordon W. Allport tentang orientasi intrinsik, ekstrinsik dan teori pendukung motivasi menjadi Samanera dan Atthasilani dalam pandangan agama Buddha serta Lawrence Kohlberg tentang tahapan perkembangan moral. Jenis penelitian penulis menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian lapangan dengan melihat di lapangan kegiatan yang dilakukan oleh Samanera dan Atthasilani seperti chanting atau puja bakti, makan pagi dan siang hari, Pindapata yaitu penerimaan dana makanan dari umat Buddha pada hari minggu, kuliah di Sekolah Tinggi Agama Buddha Kertarajasa Batu, serta sekolah minggu Buddha. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi dan pengolahan data penulis menggunakan analisis data yaitu metode deskriptif. Data yang dianalisis adalah orientasi agama bagi Samanera dan Atthasilani. Terkait hasil penelitian menunjukkan dua hal. Pertama, motif yang mendorong menjadi Samanera dan Atthasilani yaitu berasal dari kesadaran diri dan didorong dari keluarga, saudara, Guru, teman yang membuat semakin yakin menjalani kehidupan Samanera serta Atthasilani. Kedua, tahapan menjadi Samanera dan Atthasilani melalui tes yang diuji Bhikkhu dengan menghafal beberapa sila, lalu ditahbis menjadi Samanera dan Atthasilani dengan melalui prosesi cukur rambut dan pemakaian jubah. Pada saat menjalani kehidupan Samanera dan Atthasilani diberi penilaian dalam menerapkan 10 sila bagi Samanera ditambah 75 latihan tambahan dan 8 sila bagi Atthasilani untuk konsisten sampai lulus ke jenjang Bhikkhu maupun Atthasilani tetap.} }