@mastersthesis{digilib52093, month = {July}, title = {JURNALISME DAMAI DALAM PEMBERITAAN GERAKAN 212: ANALISIS FRAMING ATAS METRO TV DAN TV ONE}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 1620510034 Sultriana}, year = {2018}, note = {Pembimbing: Dr. H. Robby Habiba Abror, S.Ag., M. Hum}, keywords = {Gerakan 212, Framing, Jurnalisme Damai}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52093/}, abstract = {Aksi Gerakan 212 menarik antusiasme banyak media dan masyarakat karena kandungan nilai beritanya yang tinggi. Ketika sebuah permasalahan terjadi, media massa seharusnya berperan dalam membangun resolusi konflik. Penelitian ini berupaya menjawab pertanyaan yakni bagaimana Metro TV dan TV One membingkai atau memberitakan Permasalahan Gerakan 212 dan Bagaimana Peace Jurnalisme melihat pemberitaan gerakan 212 yang dibingkai oleh kedua media tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis framing. Data yang dianalisis sekaligus sebagai objek penelitian adalah berita terkait pemberitaan Gerakan 212 mulai dari Aksi Bela Islam I sampai jilid III yang dekenal sebagai Gerakan 212. Data penelitian dianalisis dengan merujuk pada teori Framing media model Robert N. Entman dan teori John Galtung yakni Peace Jurnalisme. Hasil temuan menunjukkan bahwa Metro TV dan TV One belum menerapkan jurnalisme damai yakni memiliki framing yang berbeda, ditandai dengan pemilihan sosok tokoh tertentu. Metro TV lebih cenderung mengangkat sosok pemerintah dan menyudutkan peserta aksi sedangkan TV One memilih pemberitaan yang mengangkat sosok Ustad dengan mendengungkan semangat keagamaan dan menuntut penegakkan hukum terhadap kasus Ahok. Kedua framing media tersebut memiliki efek yakni melahirkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap media, menimbulkan kesalahpahaman, menumbuhkan Fanatisme, mobilisasi massa, Radikalisme, melahirkan sekte baru, politik identitas sampai pada tahap citra agama.} }