@mastersthesis{digilib52094, month = {August}, title = {HARMONI SOSIAL SUNNI-SYI?I (STUDI KETAHANAN SOSIAL TERHADAP KONFLIK SUNNI-SYI?I DI DESA BANJARAN BANGSRI JEPARA}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 1620510045 Ahmad Habiburrohman Aksa}, year = {2018}, note = {Pembimbing: Ahmad Muttaqin, M.A, Ph.D.}, keywords = {Harmoni Sosial, Sunni, Syi?i, Tradisi, Peran Tokoh, Peran Masyarakat}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52094/}, abstract = {Penilitian ini dilakukan di wilayah Dukuh Candi Desa Banjaran Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara, dengan judul Harmoni Sosial Sunni-Syi?i (Studi Ketahanan Sosial Terhadap Konflik Sunni-Syi?i di Desa Banjaran Bangsri Jepara). Riset ini untuk menjawab tiga hal; pertama sejarah masuknya paham Syi?i di Dukuh Candi. Kedua, bagaimana hubungan sosial Sunni-Syi?ah bisa berjalan harmonis di Desa Banjaran? Dan yang ketiga, nilai apa saja yang diyakini dan dipraktekkan masyarakat Desa Banjaran sebagai ketahanan sosial dari ancaman konflik Sunni-Syi?i tersebut? Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologis yang berupaya mengkerangkakan fakta yang menjadi pegalaman masyarakat Dukuh Candi terkait dengan solidaritas sosial yang mewujud sebagai masyarakat harmonis, di dalam ruang hidup berpluralitas paham dan keyakinan berislam. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif sehingga aksentuasinya berupa data deskriptif, dan hasil wawancara yang kemudian dianalisis menggunakan teori solidaritas sosial dan fungsionalisme struktural. Hasil dari penelitian ini adalah, pertama, sejarah masuknya Daham Syi?i di Desa Banjaran melalui tokoh agama sebagai penganut Syi?i awal, berkaitan dengan terjadinya revolusi Iran. Tokoh agama ini mendapat kiriman buku-buku dari Darut Tauhid, Kuwait. Setelah melalui proses pergolakan pemikiran yang panjang, tokoh agama tersebut akhirnya membuat keputusan menjadi Syi?i. Hal ini dikarenakan dia menganggap data dan keterangan dari buku-buku dan sumber Syi?i lebih meyakinkan dan sesuai dengan sejarah umat Islam sebagaimana mestinya. Kedua, hubungan sosial antara masyarakat Sunni dan Syi?i di Dukuh Candi berlangsung secara guyup rukun. Beragam tradisi yang ada di tengah masyarakat seperti: selametan dan peringatan-peringatan keagamaan diikuti dan diselenggarakan bersama-sama. Tidak ada friksi dan sentimen konfliktual di dalamnya. Ketiga, di dalam interaksi harmonis yang terjalin antara warga Sunni- Syi?i, terdapat nilai-nilai: sosial keagamaan, gotong royong, saling menghormati, dan kesadaran persamaan tradisi. Nilai sosial keagamaan berupa terbentuknya Jam?iah Mu?awwanah sebagai ruang mediasi dan kebersamaan. Selain itu, masyarakat sering secara rutin bersama-sama saling bantu dalam hajat-hajat antar warga. Terlebih lagi, di antara masyarakat saling hormat-menghormati dalam bermasyarakat, khususnya dalam penyelenggaraan ritual-ritual keagamaan. Sampai di sini, semua yang terekam dalam penelitian ini menunjukkan potret harmoni sosial di Dukuh Candi.} }