@phdthesis{digilib52163, month = {January}, title = {PANDANGAN AL-TABARI TENTANG QIRA?AT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENAFSIRAN DALAM SURAT AL-BAQARAH (STUDI ATAS KITAB JAMI? AL-BAYAN ?AN TA?WIL AY AL-QUR?AN KARYA AL-TABARI)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 10530070 Muhammad Zulfikar}, year = {2018}, note = {Pembimbing: Dr. KH. Abdul Mustaqim, M.Ag.}, keywords = {Qira?at, Kehidupan Al-{\d T}abari, Surat al-Baqarah,}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52163/}, abstract = {Skripsi ini membahas pandangan al-{\d T}abar{\=i} tentang qir{\=a}?at dan implikasinya terhadap penafsiran dalam surat al-Baqarah. Dalam hal ini, penulis memfokuskan pada tafsir J{\=a}mi? al-Bay{\=a}n ?an Ta?w{\=i}l {\=A}y al-Qur?{\=a}n. Adapun permasalahan pokok dalam skripsi ini adalah: pertama, bagaimana pandangan dan sikap al-{\d T}abar{\=i} tentang qir{\=a}?at. Kedua, bagaimana macam dan kualitas qir{\=a}?at dalam tafsir J{\=a}mi? al-Bay{\=a}n ?an Ta?w{\=i}l {\=A}y{\=i} al-Qur?{\=a}n surat al-Baqarah. Ketiga, bagaimana implikasi dan aplikasi dari pandangan tersebut terhadap penafsiran surat al-Baqarah yang mengandung perbedaan qir{\=a}?at. Yang dalam hal ini penulis fokuskan dalam wilayah yuridis. Alasan penulis memilih judul ini adalah: pertama, tidak banyaknya akademisi yang tertarik dengan ilmu qir{\=a}?at dikarenakan ilmu ini tidak berhubungan langsung dengan kehidupan dan mu?amalah manusia sehari-hari. Di samping ilmu ini tidak mempelajari masalah-masalah yang berkaitan dengan halal-haram dan hukum-hukum tertentu yang dibutuhkan oleh masyarakat. Kedua, sebagai mufassir al-Qur?an dan ahli qir{\=a}?at memiliki pandangan bahwa legalitas qir{\=a}?at itu tidak hanya diukur melalui kesahihan sanad yang mutaw{\=a}tir, akan tetapi juga berdasarkan analogi gramatika dan uslub yang fu{\d s}{\d h}{\=a}. Oleh karena itu, perlu kiranya dilakukan penelitian lebih mendalam untuk mengetahui latar belakang munculnya pandangan tersebut yang ternyata memiliki pengaruh pula terhadap penafsiran ayat yang mengandung perbedaan qir{\=a}?at, khususnya dalam surat al-Baqarah. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, penulis menggunakan dua pendekatan yakni historis-filosofis dan metode deskriptif-analitis. Pendekatan historis dipakai untuk menelusuri latar belakang kehidupan al-{\d T}abar{\=i} serta mendeskripsikan pertumbuhan dan perkembangan qir{\=a}?at. Sedangkan filosofis berarti melakukan telaah atas bangunan berpikir al-{\d T}abar{\=i} dengan melihat kerangka teoritis yang digunakan, terutama yang berkaitan dengan qir{\=a}?at. Metode deskriptif-analisis dimaksudkan untuk menganalisis kualitas qir{\=a}?at dan memetakan kembali ragam dan macam-macamnya, kemudian mengungkap qir{\=a}?at yang digunakan al-{\d T}abar{\=i} dalam membangun pondasi penafsirannya dalam surat al-Baqarah beserta alasan-alasannya. Hasil dari penelitian ini adalah: pertama, selain sebagai sunnah Nabi saw. qir{\=a}?at juga sebagai cabang kajian kaidah bahasa Arab yang perlu dikritisi. Kedua, karena pandangannya itu, al-{\d T}abar{\=i} sering menyalahkan dan menganggap tidak benar sebagian qir{\=a}?at, walaupun qir{\=a}?at tersebut konsisten dengan bacaan Nabi saw., hanya karena bertentangan dengan kaidah linguistik yang diyakininya. Ketiga, qir{\=a}?at yang dikutip oleh al-{\d T}abar{\=i} tidak hanya yang berkualitas mutaw{\=a}tir, akan tetapi ia juga banyak mengutip qir{\=a}?at sy{\=a}{\.z}ah, bahkan prosentasenya lebih banyak yang sy{\=a}{\.z} dibanding yang mutaw{\=a}tir. Keempat, al-{\d T}abar{\=i} agak longgar dalam memilih qir{\=a}?at tanpa memilah apakah itu qir{\=a}?at mutaw{\=a}tir atau sy{\=a}{\.z}. Hal itu merupakan ijtih{\=a}d al-{\d T}abar{\=i} untuk mengukuhkan suatu penafsiran yang dianggap sebagai perwujudan maksud Tuhan.} }