@phdthesis{digilib52179, month = {April}, title = {PENAFSIRAN AYAT-AYAT IDAH (Metode Tafsir Maudhu?i Abdul Hayy Al-Farmawi)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 18105030111 Nurul Komariah}, year = {2022}, note = {Pembimbing: Muhammad Hidayat Noor, S.Ag., M.Ag}, keywords = {idah; meminang; maudhu?i al-farmawi; rujuk}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52179/}, abstract = {Penelitian ini dilatar belakangi oleh keadaan zaman yang masih menganggap ketentuan idah secara tekstual, sehingga pada beberapa daerah masih menganggap bahwa idah hanya dapat dilakukan didalam rumah, dan hanya dilakukan oleh kaum perempuan. Idah seharusnya sudah dilihat dengan cara kontekstual, dimana idah merupakan hukum yang bersifat dinamis sesuai perkembangan zaman yang ada. Oleh karena itu, idah penting untuk diulas dan dibaca kembali dengan mempertimbangkan kondisi kesehatan dan human relation antara kedua belah pihak. Penelitian ini melahirkan dua rumusan masalah yaitu untuk menjelaskan ayat-ayat idah dengan metode maudhu?i al-Farmawi dan melihat relevansi idah di zaman modern. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif, menggunakan teknik pengumpulan library research, penelitian ini menggunakan sumber data primer yaitu al-Qur?an dan sumber data sekunder yaitu literatur yang relevan. Adapun teori atau metode yang digunakan oleh penulis yaitu dengan menggunakan metode maudhu?i atau tematik. Adapun langkah-langkahnya yaitu dengan menentukan tema, menghimpun beberapa ayat, dengan melihat kronologi turunnya surat dan ayat, pengklasifikasian antara surat makkiyyah dan madaniyyah, tak lupa dengan mengkorelasikan ayat dengan ayat, atau ayat dengan hadis yang sesuai dengan tema yang sama. Kesimpulan dalam hasil penelitian penulis adalah pandangan mufassir mengenai ayat idah, dengan melihat data dari tafsir era klasik, pertengahan maupun kontemporer. Dalam penafsiran ayat-ayat idah, penulis melihat bahwa keadaan zaman yang semakin berkembang melahirkan tafsiran baru. Sehingga dalam penafsiran tersebut sudah semakin berubah dan mengurangi hal yang dapat menimbulkan perselisihan dalam hal patriarki khususnya tentang idah wafat. Kemudian mengetahui relevansi idah di zaman kontemporer, bahwa point penting hikmah dilakukannya idah bukan hanya bertujuan untuk melihat kebersihan rahim perempuan setelah bercerai, namun sebagai salah satu bentuk ibadah atas ketentuan Allah dengan memperhatikan hubungan antar sesama. Dalam pandangan umum menurut ilmu kedokteran, dapat dikatakan bahwa idah bisa terhapus seiring berkembangnya zaman yang semakin canggih, apabila hanya dilihat dari sisi biologis. Selanjutnya penjelasan idah apabila dikaitkan dengan KHI, feminis muslim telah melahirkan CLD-KHI yang lebih mempertimbangkan posisi seimbang yang menyamakan kedudukan perempuan dengan laki-laki dalam hak dan kewajiban.} }