TY - THES N1 - Pembimbing : Hijrian Angga Prihantoro,L.L.M. ID - digilib52199 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52199/ A1 - Hamdan Khoirul Warisin, NIM.: 17103060069 Y1 - 2022/04/13/ N2 - Konsep relasi Agama dan Negara telah menjadi polemik yang cukup hangat dalam wacana Nasional maupun Internasional, terlebih permasalahan yang memperlihatkan adanya perbedaan pendapat mengenai hubungan agama dan negara, yaitu Fikih Kewarganegaraan di Indonesia. Organisasi keagamaan yang konsisten dalam visi kebangsaan di Indonesia cukup beragam, misalnya Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Kedua pendiri oganisasi ini memiliki karakteristik keilmuan masing-masing. Ada kesamaan dalam sumber, referensi, dan guru dari pendiri kedua organisasi. Namun, karena faktor sosial-budaya membuat tubuh pengetahuan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama begitu berbeda. Jika keduanya dianalisa secara kritis maka didapatkan bahwa perbedaan kedua struktur keilmuan KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy'ari ini terletak pada metodologi, bukan pada sumber primer. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan konstruksi fikih kewarganegaraan KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy'ari dalam konsep Kebangsaan. Masalah ini diperiksa dengan menggunakan studi library research. Analisisnya menggunakan pendekatan al-maqâ?yid asy-syarî'ah, historis dan pendekatan interpretasi. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah kitab karangan kedua tokoh yang akan menunjukan pada arah konstruksi fikih kebangsaan dan orientasi gerakan keagamaan, sedangkan sumber data sekundernya kitab-kitab fikih, buku-buku yang berkaitan dengan KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asya'ri, jurnal ilmiah, tesis, skripsi atau sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan objek permasalahan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan teori hubungan Agama dan Negara Peter L. Barger untuk mengkaji dan menganalisis topik kajian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konstruksii fikihi kebangsaan KH. Ahmad Dahlan dalam hal ini, pertama kepedulian sosial yang tercermin di dalam teologi Al-Maun. Kedua, status kebangsaan yang menjadikan Pancasila sebagai dârul ahdi wasyahâdah dan ketiga adalah strategi dakwah kultural dengan mempelopori penyampaian khutbah dengan bahasa daerah. Sedangkan konstruksi fikih kebangsaan K.H. Hasyim Asy'ari tercermini dalami beberapai aspek.i Pertama,i kewajiban membela negara, sebagaimana yang tertulis dalam fatwa resolusi jihad. Kedua, Nasionalisme yang tidak bertentangan dengan akidah yaitu ?ubbul wa?n minal iman. Ketiga, setatus kebangsaan sebagaimana yang tercermin dalam dârul salam. Dalam hal ini, orientasi gerakan keagamaan K.H. Ahmad Dahlan yaitu, ii pertama ?if? ad-din dengan bentuk pemurnian ajaran agama. Kedua, ?if? an-nafs dengan sosialisasi penyadaran publik terkait kesehatan. Ketiga, ?if? al-mal, dengan menggerakkan sodaqoh dan infaq. Keempat, ?if? an-nasl, melalui gerakan kolektif. Kelima, ?if? al-'aql dengan upaya intelektual Islami. Keenam, ?if? al-Wa?n yaitu Darul Ahdi Wasyahadah. Sedangkan orientasi gerakan keagamaan KH. Hasyim Asy'ari melalui pertama, ?if? ad-Din, menghimbau umat Islam untuk mengikuti empat madzhab. Kedua, ?if? an-nafs dengan mengupayakan kemerdekaan melalui jalur pergerakan koorporatif diplomatik. Ketiga, ?if? al-mal dengan mengikat perjanjian atas negara non muslim untuk menjaga keamanan negara Islam serta mebayar Jizyah selama kemaanan terancam. Keempat, ?if? an-nasl melalui menyeleksi kitab-kitab yang akan dipelajari dalam pesantren. Kelima, ?if? al-'aql yaitu menyemarakkan pendidikan pesantren untuk menciptakan generasi Islam yang berpendidikan dan berakhlaqul karimah. Keenam, ?if? al-Wa?n yaitu dengan selogan ?ubbul wa?n minal iman. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Konstruksi Fikih Kebangsaan KW - K.H. Hasyim Asy'ari KW - K.H. Ahmad Dahlan M1 - skripsi TI - KONSTRUKSI FIKIH KEBANGSAAN DAN ORIENTASI GERAKAN KEAGAMAAN (STUDI PEMIKIRAN K.H AHMAD DAHLAN DAN K.H HASYIM ASY?ARI) AV - restricted EP - 180 ER -