%A NIM.: 17103060069 Hamdan Khoirul Warisin
%O Pembimbing : Hijrian Angga Prihantoro,L.L.M.
%T KONSTRUKSI FIKIH KEBANGSAAN DAN
ORIENTASI GERAKAN KEAGAMAAN
(STUDI PEMIKIRAN K.H AHMAD DAHLAN DAN
K.H HASYIM ASY’ARI)
%X Konsep relasi Agama dan Negara telah menjadi polemik yang
cukup hangat dalam wacana Nasional maupun Internasional, terlebih
permasalahan yang memperlihatkan adanya perbedaan pendapat
mengenai hubungan agama dan negara, yaitu Fikih Kewarganegaraan di
Indonesia. Organisasi keagamaan yang konsisten dalam visi kebangsaan
di Indonesia cukup beragam, misalnya Muhammadiyah dan Nahdlatul
Ulama. Kedua pendiri oganisasi ini memiliki karakteristik keilmuan
masing-masing. Ada kesamaan dalam sumber, referensi, dan guru dari
pendiri kedua organisasi. Namun, karena faktor sosial-budaya membuat
tubuh pengetahuan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama begitu
berbeda. Jika keduanya dianalisa secara kritis maka didapatkan bahwa
perbedaan kedua struktur keilmuan KH. Ahmad Dahlan dan KH.
Hasyim Asy'ari ini terletak pada metodologi, bukan pada sumber
primer.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan
membandingkan konstruksi fikih kewarganegaraan KH. Ahmad Dahlan
dan KH. Hasyim Asy'ari dalam konsep Kebangsaan. Masalah ini
diperiksa dengan menggunakan studi library research. Analisisnya
menggunakan pendekatan al-maqâşyid asy-syarî'ah, historis dan
pendekatan interpretasi. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah
kitab karangan kedua tokoh yang akan menunjukan pada arah
konstruksi fikih kebangsaan dan orientasi gerakan keagamaan,
sedangkan sumber data sekundernya kitab-kitab fikih, buku-buku yang
berkaitan dengan KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asya'ri, jurnal
ilmiah, tesis, skripsi atau sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan
objek permasalahan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan teori
hubungan Agama dan Negara Peter L. Barger untuk mengkaji dan
menganalisis topik kajian ini.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konstruksii fikihi
kebangsaan KH. Ahmad Dahlan dalam hal ini, pertama kepedulian
sosial yang tercermin di dalam teologi Al-Maun. Kedua, status
kebangsaan yang menjadikan Pancasila sebagai dârul ahdi wasyahâdah
dan ketiga adalah strategi dakwah kultural dengan mempelopori
penyampaian khutbah dengan bahasa daerah. Sedangkan konstruksi
fikih kebangsaan K.H. Hasyim Asy'ari tercermini dalami beberapai
aspek.i Pertama,i kewajiban membela negara, sebagaimana yang
tertulis dalam fatwa resolusi jihad. Kedua, Nasionalisme yang tidak
bertentangan dengan akidah yaitu ḥubbul waţn minal iman. Ketiga,
setatus kebangsaan sebagaimana yang tercermin dalam dârul salam.
Dalam hal ini, orientasi gerakan keagamaan K.H. Ahmad Dahlan yaitu,
ii
pertama ḥifẓ ad-din dengan bentuk pemurnian ajaran agama. Kedua,
ḥifẓ an-nafs dengan sosialisasi penyadaran publik terkait kesehatan.
Ketiga, ḥifẓ al-mal, dengan menggerakkan sodaqoh dan infaq.
Keempat, ḥifẓ an-nasl, melalui gerakan kolektif. Kelima, ḥifẓ al-'aql
dengan upaya intelektual Islami. Keenam, ḥifẓ al-Waṭn yaitu Darul
Ahdi Wasyahadah. Sedangkan orientasi gerakan keagamaan KH.
Hasyim Asy'ari melalui pertama, ḥifẓ ad-Din, menghimbau umat Islam
untuk mengikuti empat madzhab. Kedua, ḥifẓ an-nafs dengan
mengupayakan kemerdekaan melalui jalur pergerakan koorporatif
diplomatik. Ketiga, ḥifẓ al-mal dengan mengikat perjanjian atas negara
non muslim untuk menjaga keamanan negara Islam serta mebayar
Jizyah selama kemaanan terancam. Keempat, ḥifẓ an-nasl melalui
menyeleksi kitab-kitab yang akan dipelajari dalam pesantren. Kelima,
ḥifẓ al-'aql yaitu menyemarakkan pendidikan pesantren untuk
menciptakan generasi Islam yang berpendidikan dan berakhlaqul
karimah. Keenam, ḥifẓ al-Waṭn yaitu dengan selogan ḥubbul waţn minal iman.
%K Konstruksi Fikih Kebangsaan, K.H. Hasyim Asy'ari, K.H.
Ahmad Dahlan
%D 2022
%I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
%L digilib52199