eprintid: 52281 rev_number: 8 eprint_status: archive userid: 12241 dir: disk0/00/05/22/81 datestamp: 2022-08-01 03:24:54 lastmod: 2022-08-01 03:24:54 status_changed: 2022-08-01 03:24:54 type: thesis metadata_visibility: show contact_email: sophanshofwan@gmai;.com creators_name: M Wahib Burhani, NIM.: 15510078 title: Makna Tradisi Perang Nasi Desa Pelang Lor Kedunggalar Ngawi (Tinjauan Thick Description Clifford Geertz) ispublished: pub subjects: A divisions: aqfi full_text_status: restricted keywords: Thick Description, Clifford Geertz, Kebudayaan, Perang Nasi, Desa Pelang Lor. note: Pembimbing : Dr. H. Fahruddin Faiz, S.Ag., M. Ag. abstract: Tradisi Perang Nasi merupakan bagian salah satu dari keanekaragaman kebudayaan Nusantara. Setiap kebudayaan suatu daerah memilki unsur lokal yang menjadi identik masyarakat dan alam. Tradisi Perang Nasi tidaklah hanya saling melemparkan nasi, tidak hanya upacara bersih Desa yang menjadi rutinitas tahunan akan tetapi sebagai wujud rasa syukur terhadap Allah Tuhan semesta Alam. Masyarakat juga percaya tradisi ini dilaksanakan untuk terhindar dari musibah yang akan terjadi di desa Pelang Lor Kedunggalar. Dengan demikian tradisi Perang Nasi akan didapatkan makna simbolik terhadap fenomena ini ketika dilihat melalui Thick Description Clifford Geertz dan peneliti ingin mengkajinya secara keilmuan filsafat. Penelitian ini merupan jenis penelitian lapangan. Dalam penelitian akan menggunakan sebuah pembacaan kebudayan yang dilakukan Clifford Geertz yaitu menginterpretasikan melalui Thick Description atau lukisan secara mendalam terhadap simbol-simbol di dalamnya. Penelitian ini akan memakai metode kualitatif dengan melakukan observasi, dokumentasi dan wawancara terhadap Kepala Desa Pelang Lor, Sekretaris Desa Pelang Lor, tokoh agama atau kebudayaan, Kepala Dusun Tambak Selo Barat, Kepala Dusun Tambak Selo Timur, dan satu masyarakat Setempat. sebagai data sekunder akan didapatkan melalui dokumen desa. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini berdasarkan wawancara kepada masyarakat mengenai tradisi ini yaitu: tradisi sebagai bentuk cara syukur terhadap Allah SWT dengan melakukan sekah terhadap orang-orang yang tidak mampu. Simbol-simbol yang ada pada tradisi ini merupakan dari kekayaan alam dan keterampilan masyarakat lokal seperti padi yang diolah menjadi nasi, rinjing, kemenyan, tari kesenian Reog dan Tayuban sebagai hiburan masyarakat. Banyak makna simbolik dan berbagai aspek dimensi. ketika dilihat dari dimensi agama sebagai kedekatan antara manusia dengan sang Pencipta, dimensi budaya sebagai penghormatan terhadap peninggalan leluhur mereka yang wajib dilestarikan, dan dimensi sosial sebagai sebuah tradisi yang mempu meningkatkan kesejahteraan, kerukunan, dan kekeluargaan di masyarakat Desa Pelang Lor. Secara ritual memiliki makna kesucian yang terlihat masyarakat melakukan tradisi ini sebagai cara lebih mendekatkan diri kepada Allah dikarenakan telah memberikan kenikmatan dan segala kekuasaanya terhadap masyarakat Desa Pelang Lor Kedunggalar Ngawi Jawa Timur. date: 2022-06-07 date_type: published pages: 138 institution: UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA department: FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM thesis_type: skripsi thesis_name: other citation: M Wahib Burhani, NIM.: 15510078 (2022) Makna Tradisi Perang Nasi Desa Pelang Lor Kedunggalar Ngawi (Tinjauan Thick Description Clifford Geertz). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52281/1/15510078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52281/2/15510078_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf