TY - THES N1 - Pembimbing : Dr. Phil Sahiron Syamsuddin, MA ID - digilib52322 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52322/ A1 - Nikmatul Hidayah, NIM.: 19205032080 Y1 - 2022/06/17/ N2 - Tidak sedikit dari manusia yang selalu mengharapkan terpenuhinya segala apa yang menjadi keinginan. Sehingga, tidak sedikit pula dari mereka menghalalkan segala cara demi mencapai satu tujuan. Tindakan tersebut dalam Islam tidak diperbolehkan. Tetapi dalam kisah Nabi Yusuf QS. Yusuf (12): 69-79 Allah menghendaki tindakan tersebut. Perlu kiranya menelisik lebih jauh dengan memahami teks dan konteks ayat tersebut sebagaimana langkah metodis dalam hermeneutika Ma?n? cum Maghz?. Adapun penulis menyusun rumusan masalah: Bagaimana makna historis (al-ma?n? al-t?r?kh?), signifikansi fenomenal historis (almaghz? al-t?rikh?), Bagaimana signifikansi fenomenal dinamis (al-maghz? almuta?arrik) terkait siasat dalam kisah Nabi Yusuf perspektif Ma?na Cum Maghza di era kontemporer? Penelitian merupakan kajian pustaka (library reserch), yang memiliki dua sumber yakni sumber primer: QS. Yusuf (12): 69-79, kamus lisanul arab, dan kitab asbabun nuzul, sumber data sekunder: literatur baik berupa kitab-kitab tafsir kontemporer, buku, karya tulis, yang berkaitan dengan pembahasan. Adapun analisis isi (content analysis) merupakan suatu cara dalam penelitian yang dilakukan dengan menganalisis data baik berupa analisis bahasa ataupun konteks historis QS. Yusuf (12): 69-79. Kemudian hasil analisis dikontekstualkan dengan konteks kekinian dan kedisinian. Hasil penelitian ini sebagai berikut: pertama,setiap tindakan siasat memiliki motif. Agama Islam memperbolehkan tindakan siasat yang memiliki motif kebaikan dan kemanfaatan. Seperti halnya yang digambarkan dalam QS. Yusuf (12): 69-79, tidakan siasat yang dilakukan Nabi Yusuf memiliki tujuan menyelamatkan seisi rumah ayahnya karena pada saat itu musim paceklik yang menghabiskan simpanan bahan makanan. Hal tersebut merupakan cara menjaga jiwa seseorang (hifdz nafs) dan menjaga agama (hifdz ad-din). Jika dikontekstualisasikan pada saat ini apabila ada konflik diantara A dengan B dapat mendamaikannya dengan cara menghadirkan orang ketiga kemudian menitipkan kabar baik kepada A bahwa itu dari B. Tindakan tersebut terdapat unsur kebohongan tetapi memiliki motif kebaikan dan kemanfaatan maka diperbolehkan. Hal ini sejalan dalam ilmu Sosiologi-Antropologi yang diistilah Rekonsiliasi yaitu suatu proses yang membutuhkan waktu lama untuk mendamaikan dua belah pihak yang memiliki konflik tertentu. Kedua, seseorang yang menjadi korban dari tindakan siasat hendaknya menjadi sosok pemaaf dan sabar. Karena dua konsep ini menurut ahli Psikologi dapat membawa seseorang pada kesejahteraan psikologi serta kesehatan mental yang melahirkan tindakan positif bagi orang tersebut PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Siasat KW - Kisah Nabi Yusuf KW - Ma?n? cum Maghz? KW - QS. Yusuf (12): 69-79. M1 - masters TI - SIASAT DALAM KISAH NABI YUSUF (STUDI ANALISIS HERMENEUTIKA MA?NA CUM MAGHZA TERHADAP QS. YUSUF (12): 69-79) AV - restricted EP - 102 ER -