@phdthesis{digilib52371, month = {June}, title = {PENAFSIRAN AYAT-AYAT TENTANG DAKWAH (TELAAH KITAB TAFSIR FI ZILAL AL-QURAN KARYA SAYYID QUTB)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 10530074 Lasmi}, year = {2014}, note = {Pembimbing: Drs. H. Muhamm Yusuf MSI.}, keywords = {Sayyid Qutb, Tafsir Fi Zilal al-Quran, Ayat Dakwah}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52371/}, abstract = {Fokus penelitian ini adalah penafsiran Sayyid Qutb terhadap ayat-ayat al-Qur?an yang di dalamnya terdapat terma dakwah dalam kitab tafsir Fi{\ensuremath{>}} Zila{\ensuremath{>}}l al-Qura{\ensuremath{>}}n. Tema tentang dakwah dipilih karena dakwah memiliki peran yang sangat penting dalam agama Islam sebagai risalah terakhir sekaligus penyempurna dari risalah sebelum-sebelumnya. Tafsir Fi{\ensuremath{>}} Zila{\ensuremath{>}}l al-Qura{\ensuremath{>}}n ini merupakan kitab tafsir abad XX yang menjadi rujukkan banyak tokoh dan gerakan modern yang ditulis oleh ulama produktif bernama Sayyid Qutb. Selain sebagai mufassir, Sayyid Qutb adalah seorang da{\ensuremath{>}}?i yang berjuang untuk Islam hingga berakhir di tiang gantungan. Perhatiannya terhadap Islam tercurah dalam karya tulisnya yang sangat banyak serta keterlibatannya dalam gerakan dakwahIkhwa{\ensuremath{>}}nul Muslimi{\ensuremath{>}}n yang merupakan gerakan dakwah terbesar hingga saat ini. Peran dan latar belakang inilah yang menjadi latar belakang penulis memilih tokoh tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif-analitik-kritis yang bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis penafsiran Sayyid Qutb. Kemudian, hasil penafsiran tersebut juga dikontekstualisasikan dengan situasi masa kini yang berkaitan dengan fenomena dakwah dan problematikanya sehingga penelitian ini berguna bagi aktivitas dakwah yang berangkat dari penafsiran ayat-ayat tentang dakwah dalam al-Qur?an. Selain menyeru, dakwah memerlukan kekuasaan untuk memerintah kepada yang ma?ruf dan melarang dari yang munkar. Hal ini karena hak untuk memerintah dan melarang hanya bisa dilakukan oleh orang/golongan yang memiliki kekuasaan. Adapun tujuan dakwah menurut Sayyid Qutb adalah ajakan kepada aqidah tauhid, kepada hukum-hukum Allah, kepada sistem Islam, kepada kemajuan dan kemuliaan hidup dengan aqidah dan sistem Islam, dan kepada perjuangan dan jihad Islam untuk dapat mewujudkan dan mengokohkan sistem Allah di muka bumi. Sasaran dakwah Islam sesuai dengan sasaran dakwah para Rasul yaitu mengajak manusia kepada jalan Allah, bukan kepada selainnya. Sedangkan metode dalam berdakwah adalah dengan hikmah, mau?iz\}ah h\}asanah, dan debat dengan cara yang baik. Namun jika terjadi perlawanan maka ada metode keempat yaitu pembalasan berimbang. Terakhir memenuhi seruan Allah maka akan membuahkan ampunan dan terhindar dari azab Allah begitu pun sebaliknya. Sedangkan relevansi penafsiran Sayyid Qutb terhadap ayat-ayat tentang dakwah ini dapat dilihat dari fenomena dakwah dan politik, dakwah dan perubahan sosial, serta dakwah dan media massa. Politik diperlukan dalam rangka memperoleh kekuasaan untuk menunjang tugas dakwah, adapun dalam menyikapi perubahan sosial yang terjadi di era modern sekarang maka dakwah memerlukan bentuk baru dan penerapan metode secara tepat, terakhir dalam fenomena dakwah dan media massa maka dakwah dikembalikan pada tujuan awal dan sasarannya sehingga tidak terjebak pada profesionalisasi dakwah dan dakwah-tainment.} }