@phdthesis{digilib52423, month = {June}, title = {TRADISI TASYAKURAN NAIK HAJI DIDESA TANJUNG PASIR KECAMATAN RANTAU BAYUR KABUPATEN BANYUASIN, PALEMBANG}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 08120015 Enti Lidia}, year = {2013}, note = {Pembimbing: Dra. Soraya Adnani, M.Si.}, keywords = {Tradisi, Tasyakuran Naik Haji, Masyarakat Islam, Sejarah}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52423/}, abstract = {Tradisi tasyakuran naik haji adalah selamatan orang yang menunaikan ibadah haji yang dilaksanakan pada bulan haji. Pada umumnya tasyakuran naik haji dilakasanakan sebelum keberangkatan calon jamaah haji ke tanah suci dan setelah jamaah haji pulang dari tanah suci dalam rangka menunaikan ibadah haji namun, tasyakuran naik haji yang ada di Tanjung Pasir ini selain dilaksanakan sebelum keberangkatan dan setelah kepulangan jamaah haji dari tanah air tasyakuran ini juga dilaksanakan setiap malam selama jamaah haji masi berada di tanah suci Mekkah dan Madinah dalam rangka menunaikan ibadah haji. Sehingga masyarakat membagi tasyakuran naik haji ini menjadi tiga prosesi yaknni pertama, makan besar kedua, makan keluarga dan ketiga, makan kecil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana prosesi tasyakuran naik haji di desa Tanjung Pasir, alasan tradisi ini masih dilaksanakan di desa Tanjung Pasir, serta mengetahui apa nilai dan fungsi yang terkandung dalam tradisi tasyakuran naik haji tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan antropologi, dan teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori fungsionalisme struktural yang dikembangkan oleh Radceliffe Brown (1952). Brown menyatakan bahwa kunci pokok analisis fungsionalisme struktural budaya adalah bukan pemuas kebutuhan individu, melainkan untuk kebutuhan sosial kelompok. Jenis penelitian ini adalah lapangan, menggunakan pengamatan (observasi) secara langsung pada saat pelasanaan tradisi tasyakuran naik haji ini berlangsung. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian budaya kualitatif. Dalam pelaksanaan penelitian ini menempuh tahapantahapan, metode pengumpulan data (observasi, wawancara, dokumentasi), analisis data, penulisan data. Hasil dari penelitian ini adalah ada beberapa faktor atau alasan yang membuat masyarakat Tanjung Pasir masih melaksanakan tradisi tasyakuran naik haji ini sampai sekarang diantaranya ialah pertama, sebagai sarana untuk memohon keselamatan pada Allah kedua, sebagai ungkapan rasa syukur pada Allah ketiga, adanya harapan untuk saling mendoakan antara calon jamaah haji dengan para tamu undangan keempat, sebagai sarana untuk berbagi kebahagiaan kelima, sebagai ajang untuk memperkuat tali silaturahim dan keenam, adanya sangsi sosial yang akan masyarakat Tanjung Pasir dapatkan apabila mereka tidak melaksanakan tasyakuran naik haji ini. Sangsi sosial tersebut yakni mereka akan merasa dikucilkan dari masyarakat lainnya, karena mereka akan dianggap orang yang sombong, tidak mampu, dan pelit karena tidak mau bersyukur pada Allah. Pada tradisi tasyakuran naik haji ini terkandung nilai-nilai dan fungsi diantaranya adalah nilai Islam, nilai sosial, dan nilai budaya. Adapun fungsi yang terkandung pada tradisi tasyakuran naik haji ini yakni sebagai rasa kebersamaan, sebagai media komunikasi, sebagai sarana hiburan, dan sebagai sarana pelestarian kebudayaan.} }