TY - THES N1 - Pembimbing : Maharsi, M.Hum ID - digilib52637 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52637/ A1 - Chayati Nasiroh, NIM. 00120398 Y1 - 2005/// N2 - Saparan berasal dari kata Shafar (nama bulan dalam kalender Jawa), yang mengalami perubahan pelafalan menjadi Sapar. Awal munculnya tradisi Sparan adalah diwariskan oleh seseorang yang bemarna Kiai dan Nyai Canting sekitar tahun 1972. Kiai dan Nyai Canting juga diwarisi oleh seseorang yang bernama Raden Kuncung dan Raden Sumpeni yang merupakan keturunan dari seorang yang pemah tinggal di desa tersebut jauh sebelum Kiai dan Nyai Canting datang. Dia bemama Raden Menggolo. Upacara Saparan di desa Pandean ini diawali dengan penyembehhan seekor sapi dan diakhiri dengan pementasan kesenian Wayang Kulit. Perubahan atau pergeseran yang terjadi dalam tradisi Saparan tersebut adalah: 1. Pada tata pelaksanaannya.Sekarang pagelaran wayang menjadi acara plmcak dalam tradisi Saparan. Sedangkan dahulu penyembelihan seekor sapi yang menjadi acara puncak. 2. Hilangnya kekhidrnatan dalam pelaksanaan upacara Saparan tersebut, karena banyaknya pcngunjung yang hanya ingin menyaksikan hiburan yang ada dalarn pelaksanaan upacara. 3. bertambah dan berkurangnya sarana dan prasarana dalarn tradisi upacara. Pengaruh tradisi Saparan terhadap :masyarakat adalah: dengan diadakannya upacara Saparan tersebut maka masyarakat desa Pandean merasakan adanya ketentrarnan dan kedamaian dalam kehidupan mereka. Hal ini di sebabkan karena rnayoritas masyarakat Pandean adalah petani mereka merasa hasil panen mereka semakin meningkat, hal ini juga dirasakan oleh para pedagang yang ada di desa Pandean. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Tradisi Saparan KW - Pandean Kecamatan Ngablak M1 - skripsi TI - TRADISI SAPARAN DI DESA PANDEAN KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN MAGELANG AV - restricted EP - 85 ER -