TY - THES N1 - Pembimbing: Riswinarno, SS, MM ID - digilib52711 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52711/ A1 - Mukhamad Rafidah Aziz, NIM.: 17101020054 Y1 - 2022/08/18/ N2 - Pangeran Diponegoro merupakan seorang pangeran dari Kesultanan Yogyakarta. Diponegoro melakukan perlawanan terhadap Belanda dan sekutunya, etnis Tionghoa. Perlawanan tersebut pecah akibat sederet konflik internal Kesultanan Yogyakarta akibat intervensi kolonial Belanda terhadap keraton serta kebijakan kolonial Belanda yang semakin menyengsarakan rakyat Jawa. Kebijakan Belanda pada faktor ekonomi mengakibatkan hubungan antara rakyat pribumi dengan etnis Tionghoa semakin memburuk yang menyebabkan menguatnya sentimen anti-Tionghoa. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang diawali dengan pengumpulan data, kritik, interpretasi sampai historiografi, dengan menggunakan pendekatan sosial, yang berbasis pada konsep gerakan sosial. Pendekatan sosial digunakan sebagai upaya analisa tentang sikap Diponegoro terhadap etnis Tionghoa selama perang Jawa yang bersifat sosiologis. Penelitian ini menggunakan Teori Relative Deprivation (Perampasan yang relatif), Robert Ted Gurr, menegaskan bahwa Relative Deprivation merupakan studi yang berfokus pada alasan psikologis di balik keputusan untuk membentuk gerakan sosial. Adapun hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Diponegoro dan rakyat Jawa mengalami deprivasi relatif akibat terjadinya perbedaan antara persepsi tentang apa yang sepantasnya dan kenyataannya, khususnya ketika membandingkan dengan kelompok pembanding yaitu etnis Tionghoa. Sehingga menimbulkan ketidakpuasan sosial yang melatar belakangi terjadinya gerakan sosial berupa perlawanan Diponegoro terhadap etnis Tionghoa untuk merebut kembali kedaulatannya. Pada gerakan sosial berupa Perang Jawa, Diponegoro mengumumkan bahwa etnis Tionghoa merupakan target perang. Pada tahun awal meletusnya perang, sikap anti-Tionghoa melingkupi Diponegoro dan para pengikutnya, sehingga Diponegoro melarang para pengikutnya memiliki hubungan dekat dengan etnis Tionghoa karena dianggap pembawa malapetaka. Kemajuan jalannya perang menjadikan para saudagar Tionghoa mulai dianggap sebagai mitra perang oleh Diponegoro, Tionghoa menjadi pemasok berbagai kebutuhan perang bagi Diponegoro, bahkan terdapat etnis Tionghoa yang masuk islam dan ikut bertempur bersama Diponegoro. Sikap Diponegoro selama Perang Jawa menyebabkan kurang harmonisnya hubungan antara etnis Jawa-Tionghoa. Ketidakharmonisan hubungan Jawa-Tionghoa ini memang tidak terjadi serentak di seluruh wilayah Jawa, akan tetapi terdapat gelombang perpecahan di kalangan elit Jawa dengan etnis Tionghoa. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Diponegoro KW - Tionghoa KW - Deprivasi Relatif. M1 - skripsi TI - SIKAP PANGERAN DIPONEGORO TERHADAP ETNIS TIONGHOA DI KESULTANAN YOGYAKARTA TAHUN 1822-1830 M AV - restricted EP - 121 ER -