TY - THES N1 - Pembimbing : Drs. Dudung Abdurahman. M. Hum ID - digilib52783 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52783/ A1 - Amiruddin, H, NIM. 97122052 Y1 - 2004/// N2 - Kebijaksanaan politik ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah Belanda terhadap masyarakat Jawa Barat, khususnya masyarakat pedesaan telah mampu mengubah segala bentuk tatanan kehidupan bermasyarakat bangsa Indonesia. Lemahnya kekuatan yang dimiliki masyarakat petani tidak mampu menyaring segala bentuk pengaruh yang diterapkan pemerintah kolonial, sehingga penetrasi kolonial seperti itu mengakibatkan munculnya berbagai perubahan yang sangat cepat menyentuh kehidupan sosial masyarakat pedesaan. Ketika pemerintah kolonial menerapkan kebijaksanaannya khususnya dalam masalah pertanahan, telah menimbulkan suatu bentuk peralihan kepemilikan tanah dari milik petani menjadi milik pemerintah dan swasta. Perpindahan kepemilikan itu merupakan akibat langsung dari adanya sistem penjualan tanah semenjak zaman VOC, sehingga terjadilah eksploitasi besar­besaran yang dilakukan pemerintah kolonial dan tuan tanah di wilayah partikelir, tidak terkecuali daerah partikelir Ciomas. Perlakuan tuan tanah terhadap para petani seperti pajak yang berat, pengerahan tenaga buruh yang berlebihan, serta peraturan yang mengikat merupakan sebab dari terjadinya konflik di antara petani, tuan tanah serta pemerintah. Konflik tersebut dianggap sebagai suatu respon dari adanya dominasi dari segala aspek masyarakat yang dilakukan tuan tanah dan pemerintah yang dilakukan oleh sekelompok petani tertekan. Pada pemberontakan petani di Ciomas ini faktor terpenting penyebab kerusuhan adalah faktor ekonomi. Pokok ideologi gerakan pada kasus di Ciomas berupa ide perang suci, konsep jihad fl sabilillah sangat kuat mempengaruhi kehidupan beragama masyarakat Ciomas waktu itu. Dengan ide perang suci itu telah membangkitkan semangat yang dalam, dan telah mampu mempengaruhi sikap rakyat untuk mengadakan gerakan-gerakan yang bersifat agresif dan revolusioner. Pemberontakan petani di Ciomas ini muncul melalui seorang pemimpin yang memproklamirkan diri sebagai seorang juru selamat, dengan memakai gelar Imam Mahdi dan Panembahan mereka menarik simpati rakyat untuk berjihad melawan kekuatan penguasa asing. Mereka berasal dari orang awam, bukan dari seorang pemuka agama seperti halnya kyai atau haji. Di tangannya kekuatan spiritual tersimpan, dan melalui pemimpin Islam desa inilah yang menentukan segala jalannya pemberontakan. Dia diandalkan sebagai pusat orientasi gerakan, massa bergantung kepada kepemimpinannya, dan ketergantungan seperti itu adalah faktor kelemahan dari gerakan atau pemberontakan petani di Ciomas ini, sehingga gerakan seperti itu akan dengan mudah dilumpuhkan oleh kekuatan militer setempat. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Pemberontakan petani KW - Ciamis Bogor M1 - skripsi TI - AGAMA DALAM PEMBERONTAKAN PETANI DI CIOMAS BOGOR, 1886 AV - restricted EP - 74 ER -