%0 Journal Article %A HUSEIN YUSUF, %D 2008 %F digilib:528 %I Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta %J /Jurnal/Al-Jamiah/Al-Jamiah No. 35 Th. 1987/ %K Sejarah, Penulisan, Hadits %T SEJARAH PENULISAN HADITS %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/528/ %X Pada masa Rasulullah s.a.w. masih hidup diperoleh dua macam riwayaterita. Riwayat pertama menerangkan bahwa Nabi s.a.w. melarang penulisan Hadits, sedangkan riwayat kedua menjelaskan bahwa beliau membolehkannya. Riwayat yang menerangkan bahwa Nabi melarang penulisan hadits ialah riwayat Abu Said Al Khudry, bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda Jangan sekali-kali kamu menulis sesuatu dari padaku selain Al-Quran, barangsiapa yang menulisnya, hendaklah dia menghapuskannya. Selanjutnya dalam riwayat yang lain Abu Said mengatakan: Kamilah minta dengan sungguh-sungguh kepada Nabi s.a.w., agar beliau mengizinkan kami menulis hadits, tetapi beliau tetap menolaknya. Kemudian kita dapati pula dalam riwayat Abu Hurairah, yang menjelaskan bahwa Rasulullah s.a.w. pada suatu ketika keluar (datang) ke tempat kami, padahal kami pada waktu itu sedang menulis beberapa hadits. Lalu beliau bertanya; Apa yang sedang kamu tulis? Kami menjawab: Hadits-Hadits yang kami dengar dari Rasul. Kemudian beliau bertanya: Kitab selain kitab Allah? Tahukah kamu bahwa umat dahulu sebelum kamu, mereka sesat, karena mereka menulis beberapa buah kitab di samping kitab Allah s.w.t. Riwayat yang menerapkan bahwa Nabi s.a.w. memperbolehkan penulisan hadits antara lain riwayat Abdullah ibn amir ibn Al-Ash, beliau mengatakan : Saya menulis semua yang saya dengar dari Rasulullah s.a.w. dan saya bermaksud untuk menghafalnya. Tetapi orang-orang Quraisy melarang, seraya mereka mengatakan, engkau tulis semua yang engkau dengar dari Rasulullah s.a.w. sedang beliau (juga) manusia, beliau bicara, baik waktu marah atau senang, lalu aku pun berhenti menulisnya. Kemudian hal itu aku sampaikan kepada Rasulullah s.a.w. lalu beliau mengisyaratkan ke mulutnya dengan jarinya, seraya beliau mengatakan: Tulislah, demi zat yang diriku dalam kekuasan-Nya tidak keluar dari mulut ini, kecuali yang hakenar. Kemudian Abu Hurairah mengatakan pula: Tidak ada seorang sahabat Nabi yang lebih banyak mengerti Hadits dari padaku, selain Abdullah ibn Amer, dia menuliskannya, sedang aku tidak.