%0 Thesis %9 Skripsi %A Moh Saroni, NIM.99122288 %B Fakultas Adab dan Ilmu Budaya %D 2003 %F digilib:52961 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Islam Orang Jawa, Clifford Geertz Dan Mark R Woodward %P 105 %T KEBERAGAMAAN ISLAM ORANG JA WA; Studi Komparasi Antara Clifford Geertz dan Mark R Woodward %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52961/ %X Dalam melihat keberagamaan orang Jawa atau masyarakat Jawa, Clifford Geertz melihatnya dalam tiga varian: abangan, santri dan priyayi. Abangan memiliki ritus dominannya adalah slametan, petunjuk-petunjuk dicarikan dari seorang dukun, banyak dipegangi petani, struktur sosialnya di desa dan mengabaikan ketaatan pada syari'ah Islam. Santri struktur sosialnya di kota, mempraktekkan syari'ah Islam secara ketat, seperti shalat lima waktu, puasa dan haj i. Sedangkan priyayi menurut Geertz adalah versi halus dari abangan (bab 17 dalam The Religion of Java). Struktur sosialnya adalah elit kraton atau priyayi. Keberagamannya banyak diartikuiasikan dengan simbol-simbol seni, wayang, gamelan, dst. slametan, dari soal kelahiran, kematian, dst. memiiiki kesamaan dengan abangan. Yang membedakan hanyalah etik dan struktur sosialnya. Sedangkan Mark R Woodward melihat keberagamaan Jawa dalam dua varian: Islam mistis dan Islam nonnatif Abangan dan priyayi diringkas menjadi Islam mistis. Menurutnya, slametan dan tradisi-tradisi mereka sebenarnya adalah jenis tafsir Iain dari Islam. Islam mistis berbeda dengan Islam normatif Yang terakhir ini melakukan praktek-praktek Islam secara ketat. Dalam konteks tertentu, ini sama dengan santri daiam tipoiogi yang dibuat Geertz. Pandangan keduarwa itu ada persamaannya, perbedaan, kelebihan dan kelemahan, yang di antaranya bisa disebutkan: pertama, soaI persamaannya, keduanya mencoba melihat keberagamaan orang Jawa secara etnografis; sama-sama membuat tipologi dalam keberagamaan orang Jawa; dan sama-sama melihat ada entitas keberagamaan orang Jawa yang berbeda dengan Islam normatif dan santri.Kedua, soal perbedaan keduanya bisa disebutkan: mereka memilih tempat melihat keberagamaan orang Jawa tidak sama, di Pare (untuk Geertz) dan di Jogjakarta (untuk Woodward); berbeda dalam melihat keberagamaan orang Jawa, yang satu mendasarkan pada struktur sosial (Gerrtz) dan satunya mendasarkan pada kajian penafsiran teks Jawa; dan berbeda dalam hal tipoiogi yang dibuatnya, misalnya abangan, santri dan priyayi untuk Geertz, dan Islam mistis dan Islam normatif untuk Woodward. Ketiga, soal dalam kelebihannya. Geertz menyuguhkan penelitiannya dengan data-data lapangan yang melimpah; termasuk orang yang paling awal dalam membuat tipologi keberagaman orang Jawa; dan dijadikan banyak bahan analisa untuk pengkaji Jawa dan Islam. Sedangkan kelebihan Woodward adalah: melihat Islam dan Jawa sebagai pertemuan yang ditafsirkan, dimana Islam akhirnya menjadi mistis. Jadi, bukan soal tidak taat pada Islam. %Z Pembimbing : Maharsi, M. Hum.