@phdthesis{digilib53087, month = {August}, title = {MANAJEMEN PERUBAHAN PADA PROGRAM KAMPUNG SUDAGARAN SEJAHTERA OLEH BAZNAS KOTA YOGYAKARTA (STUDI PERALIHAN PROFESI PETERNAK BABI DI KAMPUNG SUDAGARAN)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 17102040083 Muhyidin Abdillah}, year = {2022}, note = {Pembimbing: Achmad Muhammad, M.Ag.}, keywords = {Manajemen Perubahan, Profesi, Sudagaran Sejahtera, Baznas Kota Yogyakarta.}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53087/}, abstract = {Perubahan adalah suatu hal yang pasti dan akan terjadi, yang didorong karena adanya beberapa faktor baik dari dorongan eksternal maupun internal. Kampung Sudagaran yang merupakan daerah padat penduduk dan berada di tengah Kota Yogyakarta mendapat banyak perhatian dari pihak-pihak tertentu. Pasalnya di daerah tersebut adalah lokasi peternakan babi yang telah berlangsung sejak lama dan turun temurun. Hal ini tentu mendapatkan perhatian khusus karena mencemari lingkungan sekitar dan tentu peternakan babi bukanlah suatu bisnis yang baik jika dilihat dari sudut pandang agama Islam. Oleh karena itulah, Baznas Kota Yogyakarta tertarik untuk mengubah profesi peternak babi ke pekerjaan yang lebih baik menggunakan dana zakat yang telah dikumpulkan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana manajemen perubahan yang dilakukan oleh Baznas Kota Yogyakarta dalam peralihan profesi peternak babi di Kampung Sudagaran Sejahtera. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan interactive model. Sedangkan untuk pengujian data menggunakan uji kredibilitas dengan teknik triangulasi metode pengumpulan data dan triangulasi sumber data. Hasil penelitian menujukkan bahwa faktor pendorong perubahan berasal dari faktor eksternal dan internal peternak babi di Kampung Sudagaran. Faktor eksternal meliputi adanya dorongan dari pemerintah, perubahan pasar dan lingkungan, sedangkan dari faktor internal karena kebutuhan untuk perubahan dan kesadaran masyarakat. Model perubahan menggunakan teori Kurt Lewin. Pada tahap unfreezing lebih digunakan untuk merumuskan dan memotivasi peralihan profesi para peternak babi, sedangkan pada tahap movement dilaksanakan dengan pemberian modal usaha, pelatihan dan pendampingan, ditahap refreezing lebih mengedepankan untuk meningkatkan spiritual dan tetap memberikan pendampingan kepada mantan peternak babi. Pendekatan manajemen perubahan yang digunakan adalah dengan perubahan terencana yang meliputi 4 fase yakni fase eksplorasi, fase perencanaan, fase tindakan, dan fase integrasi.Perubahan adalah suatu hal yang pasti dan akan terjadi, yang didorong karena adanya beberapa faktor baik dari dorongan eksternal maupun internal. Kampung Sudagaran yang merupakan daerah padat penduduk dan berada di tengah Kota Yogyakarta mendapat banyak perhatian dari pihak-pihak tertentu. Pasalnya di daerah tersebut adalah lokasi peternakan babi yang telah berlangsung sejak lama dan turun temurun. Hal ini tentu mendapatkan perhatian khusus karena mencemari lingkungan sekitar dan tentu peternakan babi bukanlah suatu bisnis yang baik jika dilihat dari sudut pandang agama Islam. Oleh karena itulah, Baznas Kota Yogyakarta tertarik untuk mengubah profesi peternak babi ke pekerjaan yang lebih baik menggunakan dana zakat yang telah dikumpulkan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana manajemen perubahan yang dilakukan oleh Baznas Kota Yogyakarta dalam peralihan profesi peternak babi di Kampung Sudagaran Sejahtera. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan interactive model. Sedangkan untuk pengujian data menggunakan uji kredibilitas dengan teknik triangulasi metode pengumpulan data dan triangulasi sumber data. Hasil penelitian menujukkan bahwa faktor pendorong perubahan berasal dari faktor eksternal dan internal peternak babi di Kampung Sudagaran. Faktor eksternal meliputi adanya dorongan dari pemerintah, perubahan pasar dan lingkungan, sedangkan dari faktor internal karena kebutuhan untuk perubahan dan kesadaran masyarakat. Model perubahan menggunakan teori Kurt Lewin. Pada tahap unfreezing lebih digunakan untuk merumuskan dan memotivasi peralihan profesi para peternak babi, sedangkan pada tahap movement dilaksanakan dengan pemberian modal usaha, pelatihan dan pendampingan, ditahap refreezing lebih mengedepankan untuk meningkatkan spiritual dan tetap memberikan pendampingan kepada mantan peternak babi. Pendekatan manajemen perubahan yang digunakan adalah dengan perubahan terencana yang meliputi 4 fase yakni fase eksplorasi, fase perencanaan, fase tindakan, dan fase integrasi.} }