@mastersthesis{digilib53550, month = {August}, title = {TAREKAT UNTUK ORANG AWAM: KIAI MUSLIH MRANGGEN DAN KITAB-KITABNYA TENTANG TASAWUF}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 20200011064 Moh. Salapudin}, year = {2022}, note = {Pembimbing: Dr. Moch. Nur Ichwan, S.Ag., M.A}, keywords = {Tarekat, Kiai Muslih Mranggen, Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah, Zikir}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53550/}, abstract = {Kelompok reformis puritan antitarekat sering kali menuduh ajaran dan amaliah tarekat sebagai sesuatu yang bidah, tidak memiliki dasar dalam Islam, dan bahkan menjadi sumber kemunduran umat Islam. Ajaran sufisme yang mewujud dalam tarekat-tarekat juga kerap dinilai hanya bisa diakses oleh sekelompok elit agama, karena memberikan prasyarat yang rumit, mulai dari aspek penyucian jiwa, zikir, hingga makrifat. Kiai Muslih Mranggen, melalui karya-karyanya: ?Umdat as-Sa{\ensuremath{>}}lik fi Khairi al-Masa{\ensuremath{>}}lik, al-Futu{\ensuremath{>}}hat ar-Rabbaniyya{\ensuremath{>}}t, an-Nur al-Burhani fi Tarjamati al-Lujain ad-Dany fi Z\}ikri Nubz\}atin min Manaqibi as-Syaikh Abdi al-Qadir al- Jilany, dan Risalah Tuntunan Thariqah Qadiriyah wa Naqsyabandiyah menjawab tuduah-tudahan kelompok reformis puritan antitarekat sekaligus merumuskan ajaran tarekat yang ia orientasikan untuk masyarakat awam. Menggunakan metode library research dengan penelusuran dokumen atas karyakarya Kiai Muslih Mranggen di atas, penelitian ini berupaya menganalisis mengapa dan bagaimana ia menuliskan amaliah-amaliah tarekat lengkap dengan argumentasinya, dan bagaimana ia merumuskan ajaran tarekatnya yang ia orientasikan kepada masyarakat awam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kiai Muslih Mranggen menulis amaliah tarekat dan argumentasinya untuk secara eksternal untuk merespons tuduhan kaum reformis puritan antitarekat sedangkan secara internal sebagi penguat bagi pengikutnya, khususnya berkaitan dengan rabit\}ah, pembacaan manakib Syekh Abdul Qodir Jilani, dan tawasul. Ia memperkuat argumentasi amaliah tarekat tersebut teks-teks yang bersumber dari Alquran, hadis, dan perkataan ulama. Ia merumuskan ajaran tarekatnya untuk masyarakat awam dengan mengutamakan aspek zikir, ketimbang penyucian jiwa dan makrifat. Kiai Muslih melakukan pemudahan (taysir) dengan menjadikan zikir sebagai alat penyucian jiwa, melalui pelenyapan nafsu-nafsu yang buruk dan internalisasi nafsu-nafsu yang baik melalui penghayatan secara mendalam di bagian-bagian tubuh tertentu. Ia mendorong masyarakat awam untuk masuk ke dalam tarekat, tanpa memandang kemampuan syariatnya, agar mereka terbiasa berzikir.} }