eprintid: 53743 rev_number: 12 eprint_status: archive userid: 12460 dir: disk0/00/05/37/43 datestamp: 2022-10-03 06:13:12 lastmod: 2022-10-03 06:13:12 status_changed: 2022-10-03 06:13:12 type: thesis metadata_visibility: show contact_email: muh.khabib@uin-suka.ac.id creators_name: Hazim Hanini, NIM.: 17103060061 title: HUKUM MEMAKAI JILBAB MENURUT MUHAMMAD SA’ID AL-ASYMAWI DAN MUHAMMAD BIN SHALIH AL-UTSAIMIN ispublished: pub subjects: hij_ab subjects: hukum subjects: isl_pemik divisions: jur_pma full_text_status: restricted keywords: Jilbab, Khimar, Ikhtilaf note: Pembimbing: Shohibul Adhkar, M.H. abstract: Sudah seharusnya bagi seorang muslim untuk selalu berpegang pada ketentuan-ketentuan yang Allah tetapkan baik dalam al-Qur’an maupun Hadis Nabi. Namun demikian tidak jarang dalam merujuk pada ketentuan Allah dalam berbagai persoalan ditemukan perbedaaan antara ulama yang satu dengan yang lain. Diantaranya adalah mengenai persoalan hukum beserta ketentuan memakai jilbab menurut Al-Asymawi dan Syaikh Utsaimin. Al-Asymawi berpandangan bahwa untuk saat ini hukum memakai jilbab tidaklah wajib, sedangkan Syaikh Utsaimin berpandangan sebaliknya, bahkan disertai ketentuan menutup wajah. Kedua pendapat tersebut telah popular di masyarakat dengan perbedaan yang cukup signifikan. Penelian ini menjadi penting untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana perbedaan ini bisa terjadi, apa metode istinbāṭ hukum yang diterapkan, serta persamaan dan perbedaan keduanya. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research). Penyajian data dilakukan secara deskriptif komparatif dengan pendekatan uṣūl fiqh. Sumber data diperoleh dari berbagai literatur yang relevan dengan tema penelitian. Temuan data dianalisis berdasarkan teori ikhtilāfu fī fahmi al-naṣṣi wa tafsīrihi. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa hukum memakai jilbab menurut Al-Asymawi adalah al-wājib al-mu’aqqat (wajib temporal). Hal ini berdasarkan pemahaman bahwa perintah memakai khimār dalam surat al-Nūr (24): 31 bertujuan membedakan perempuan mukminah dengan yang bukan, serta perintah mengulurkan jilbab dalam surat al-Aḥzāb (33): 59 bertujuan membedakan perempuan mukminah merdeka dengan perempuan budak agar terhindar dari kesalahpahaman. Perintah mengulurkan jilbab tersebut turun pada konteks dimana perempuan pada saat itu membuang hajat di padang pasir karena belum ada toilet di perumahan. Hal ini ini menyebabkan mereka diganggu oleh pria-pria nakal sebab disangka merupakan perempuan budak. Untuk saat ini dimana urgensi untuk membedakan tersebut sudah tidak ada maka kewajiban tersebut tidak lagi diberlakukan. Dalam hal ini Al-Asymawi menerapkan metode istinbāṭ hukum ta’lili. Adapun hukum memakai jilbab (termasuk menutup wajah) menurut Syaikh Utsaimin adalah al-wājib al-mu’abbad (wajib permanen). Hal ini berdasar pada pemahaman redaksional atas perintah memakai khimār dalam surat al-Nūr (24): 31 serta perintah memakai jilbab dalam surat al-Aḥzāb (33): 59. Adapun ketentuan menutup wajah berdasarkan pemahaman bahwa wajah merupakan pusat kecantikan yang memiliki urgensi lebih besar untuk ditutup daripada rambut, leher, serta bagian dada. Syaikh Utsaimin juga menganalogikan persoalan ini dengan larangan menampakkan perhiasan dalam surat al-Nūr (24): 31. Kesamaan mafsadah yang ditimbulkan dari terbukanya wajah dan perhiasan yakni fitnah laki-laki terhadap perempuan memberikan kesimpulan bahwa menutup wajah juga wajib hukumnya. Dalam hukum memakai jilbab Syaikh Utsaimin menerapkan metode istinbāṭ bayani. Dalam ketentuan menutup wajah menggunakan metode bayani dan ta’lili. Adapun perbedaan yang terjadi antara dua tokoh tersebut berada pada wilayah ikhtilāf, yakni pada teks yang berpredikat qaṭ’iyyu al-ṡubūt namun ẓanniyyu al-dilālah. date: 2022-06-22 date_type: published pages: 104 institution: UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA department: FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM thesis_type: skripsi thesis_name: other citation: Hazim Hanini, NIM.: 17103060061 (2022) HUKUM MEMAKAI JILBAB MENURUT MUHAMMAD SA’ID AL-ASYMAWI DAN MUHAMMAD BIN SHALIH AL-UTSAIMIN. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53743/1/17103060061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53743/2/17103060061_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf