@phdthesis{digilib54010, month = {July}, title = {MATARAM ISLAM PADA MASA AMANGKURAT II TAHUN 1677-1703 M}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 15120025 Dina Dara Dasih}, year = {2022}, note = {Pembimbing: winarno, S. S, M, M.}, keywords = {Kepemimpinan, Amangkurat II, Mataram Islam}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54010/}, abstract = {Pemberontakan terbesar yang mangancam kelangsungan eksistensi Mataram Islam pada masa Amangkurat I memunculkan permasalahan pada masa pemerintahan Amangkurat II. Hal ini mengharuskannya membuat kesepakatan dengan VOC untuk menumpas pemberontakan yang mengancam Mataram Islam sekaligus mempertahankan statusnya sebagai pewaris kerajaan yang sah. Penelitian ini berjudul?Mataram Islam Pada Masa Amangkurat II Tahun 1677-1703 M? yang membahas tentang kepemimpinan Amangkurat II di Mataram Islam beserta situasi dan kondisi yang dihadapinya. Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah bagaimana situasi dan kondisi Mataram Islam pada saat kepemimpinan Amangkurat II. Mengapa Amangkurat II meminta bantuan kepada VOC. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan politik serta teori konflik Lewis Coser dan teori stranger king (raja asing) David Henley. Pendekatan politik digunakan untuk menganalisis adanya distribusi kekuasaan dan kebijakan-kebijakan yang dibuat. Teori konflik yang dipakai dapat menjelaskan tindakan yang dilakukan Amangkurat II merupakan sebuah perjuangan untuk mempertahankan statusnya sebagai putra mahkota. Teori stranger king (raja asing) menjelaskan bagaimana VOC dipilih sebagai sekutu oleh Amangkurat II untuk menumpas pemberontakan. Penelitian ini juga menggunakan konsep-konsep kepemimpinan dan konflik kekuasaan. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang melalui empat tahapan yaitu pengumpulan sumber dengan mencari buku, karya akademik dan jurnal yang berkaitan dengan kajian penelitian di perpustakaan daerah Yogyakarta dan internet, verifikasi, intrepretasi dan penulisan. Adapun hasil penelitian ini adalah Amangkurat II mengahadapi situasi yang tidak menguntungkan saat ia naik tahta. Tidak adanya sumber kekuatan yang akan mendukung suksesinya sebagai raja Mataram membuat ia memutuskan untuk menjalin kerja sama dengan VOC. Amangkurat II dan VOC melakukan kerjasama untuk membangun kembali kekuatan politik Mataram Islam yang terguncang oleh pemberontakan. Sepanjang kerjasama yang terjalin di antara keduanya, masing-masing memiliki keuntungan dan kerugian.} }