eprintid: 54273 rev_number: 12 eprint_status: archive userid: 12460 dir: disk0/00/05/42/73 datestamp: 2022-10-18 02:41:29 lastmod: 2022-10-18 02:41:29 status_changed: 2022-10-18 02:41:29 type: thesis metadata_visibility: show contact_email: muh.khabib@uin-suka.ac.id creators_name: Fawzi Aswin Hadist, NIM.: 15360040 title: SANKSI PELAKU PIDANA PHISING (KOMPARASI UNDANG-UNDANG ITE DAN TEORI QIYAS) ispublished: pub subjects: il_huk subjects: pid_ divisions: jur_pma full_text_status: restricted keywords: Phising, Cyber Crime, Qiyas, UU ITE note: Pembimbing: Shohibul Adhkar, M.H. abstract: Adanya bentuk penipuan dengan menggunakan metode yang disebut Phising, yakni bentuk dari kejahatan elektronik (Cybercrime) dalam bentuk penipuan, dimana korban dipancing oleh pelaku (Phiser) meminta riwayat kehidupan korban dengan tujuan untuk mengambil semua informasi penting. Data yang menjadi sasaran Phising salah satunya adalah data pribadi, data akun, dan data finansial. Hal ini bagi peneliti menarik untuk dikaji dengan berdasarkan bagaimana bentuk sanksi pelaku Phising ditinjau dari sudut pandang konteks Qiyas. Sanksi bagi pelaku pidana melalui elektronik sudah dijelaskan dalam undang-undang ITE nomor 11 tahun 2008 sebagaimana dijelaskan pada pasal 46 dan pasal 48, siapapun yang tanpa hak mengakses sistem elektronik orang lain tanpa sepengetahuan pemiliknya sehingga menyebabkan kerugian, dapat dikenakan sanksi. Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini ialah, penelitian pustaka. Dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan normatif, sedangkan metode campuran (mix-methods) yang digunakan adalah deskriptif-komparatif. Adapun hasil penelitian ini adalah bahwa sanksi bagi pelaku pidana Phising dalam UU ITE dan teori Qiyās. Persamaannya ialah, perbuatan Phising termasuk bentuk kejahatan penipuan, baik itu dilakukan secara konvensional maupun melalui media internet, dalam hal ini kasus Peretasan, dengan menggunakan jenis Qiyās Awla. Tindak pidana mengakses komputer/sistem elektronik milik orang lain tanpa izin (melawan hukum) dapat disamakan dengan memasuki rumah tanpa izin dikarenakan keduanya terdapat persamaan illat, yaitu tanpa izin. Perbedaannya ialah: meskpiun sama-sama dikenakan Jarīmah Ta’zīr, namun dalam pengaturannya masih memiliki keterbatasan, yaitu terletak kepada hubungan transaksi elektronik, yaitu antara produsen dan konsumen serta dalam lingkup pemberitaan bohong dan penyesatan melalui internet. date: 2022-07-08 date_type: published pages: 88 institution: UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA department: FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM thesis_type: skripsi thesis_name: other citation: Fawzi Aswin Hadist, NIM.: 15360040 (2022) SANKSI PELAKU PIDANA PHISING (KOMPARASI UNDANG-UNDANG ITE DAN TEORI QIYAS). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54273/1/15360040_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54273/2/15360040_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf