%0 Thesis %9 Skripsi %A Muhamad Nur Rokhimin, NIM.: 07230028 %B FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI %D 2013 %F digilib:54554 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Program Wajar Dikdas, Pondok Pesantren Al-Mifftah, Wajib Belajar Pendidikan Dasar %P 111 %T PENGELOLAAN PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR BAGI SANTRI PONDOK PESANTREN AL MIFTAH MLANGI %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54554/ %X Dunia pondok psantren salafiyah tidak lepas dengan pengajaran kitabkitab kuning maupun Al Qur’an. Akan tetapi, setelah keluar dari pesantren nasib mereka masih di pertanyakan masalah pendidikan umum. Untuk itu pondok pesantren Al Miftah ikut berpartisipasi dalam program yang diselenggarakan pemerintah yaitu pengelolaan program wajib belajar pendidikan dasar bagi santri pondok pesantren Al Miftah Mlangi. Jadi selain mereka mendapatkan ilmu agama, juga mendapatkan skill, kemandirian, tentunya sumber daya manusia para santri akan semakin meningkat dan semua itu bisa untuk bekal setelah keluar dari pondok pesantren Al-Miftah. Dari permasalahan diatas penulis mengajukan pertanyaan sebagai rumusan masalah yaitu; latar belakang pemikiran pengasuh mengembangkan program wajib belajar pendidikan dasar dan pengelolaan program wajib belajar pendidikan dasar di pondok pesantren Al-Miftah Mlangi. Metode yang digunakan adalah deskriptis Kualitatif, adapun tujuan penelitian. Pertama, ingin mengetahui Latar belakang pemikiran pengasuh mengembangkan Pengelolaan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar di Pondok Pesantren Al Miftah Mlangi. Kedua, ingin mengetahui Pengelolaan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar di Pondok Pesantren Al Miftah Mlangi. Hasil dari analisis yang telah dilakukan bahwasanya, pondok pesantren dalam pengelolaan program wajib belajar pendidikan dasar bagi santri pondok pesantren Al Miftah bertugas sebagai pelaksana dan fasilitator kegiatan yang berhubungan dengan pemberdayaan sumber daya santri. Semua pendanaan program dibantu oleh pihak Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Masyarakat. Sedangkan respon para santri dibagi menjadi dua. Pertama, respon positif: para santri sangat senang karena bisa mendapatkan pendidikan umum, utuk mendapatkan pengakuan di tingkat pendidikan formal sebagai bekal setelah mereka kembali di masyarakat. Kedua, respon negative kurangnya perhatian yang maksimal dari pemerintah dan peserta didik. %Z Pembimbing: Drs.H. Afif Rifa’i. MS