TY - THES N1 - Pembimbing : Prof. Dr. Sutrisno, M. Ag, ID - digilib54586 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54586/ A1 - Muh. Akmal Ahsan, NIM.: 19204010014 Y1 - 2022/07/29/ N2 - Radikalisme dalam penggunannya sering berkembang secara subyektif dan tidak proporsional. Meski radikalisme-esktrimisme merupakan fakta sosial, keberadaannya tidak bisa digeneralisir pada satu bentuk radikalisme. Kesalahan memahami radikalisme sering membuat lembaga pendidikan tertuduh dan terdakwa sebagai radikal-teroris. Radikalisme harus diletakkan secara netral dan proporsional untuk kemudian menelaah segala bentuk radikalisme-ekstrimisme dalam lembaga pendidikan. Radikalisme-ekstemisme yang menjangkiti pendidikan dan pendidikan nasional saat ini ialah radikalisme-ekstrimisme pendidikan agama dan radikalisme-ekstremisme pendidikan liberal. Fakta tersebut mendorong perlunya gagasan moderasi keindonesiaan sebagai solusi agar tidak bias dalam penanggulangan masalah. Penelitian ini menelaah konsep moderasi keindonesiaan Haedar Nashir melihat reputasinya di bidang terkait dan pengaruh pemikirannya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan model studi tokoh. Dalam pelaksanaannya, penelitian ini diambil dari sumber utama, tokoh terkait sembari mengambil data sekunder dari sumber kepustakaan terkait, selain itu juga peneliti melakukan wawancara pada pihak yang memahami pemikiran tokoh terkait. Penelitian ini menunjukkan kesimpulan bahwa gagasan moderasi keindonesiaan Haedar Nashir relevan terhadap pendidikan Islam dengan melihat fakta terjadinya radikalisme multiaspek dalam pendidikan (pendidikan Islam). Moderasi keindonesiaan dalam pendidikan Islam diimplementasikan dengan pengembangan paradigma pendidikan karakter berbasis Pancasila, agama dan kebudyaan. Lembaga pendidikan adalah medium strategis untuk membangun moderasi. Guru berfungsi sebagai jembatan penanaman nilai moderat. Sementara dalam perumusan kebijakan, perumusan kebijakan harus dibangun di atas landasan konstitusi dengan menampung aspirasi masyarakat dan organisasi masyarakat. Haedar mendorong kurikulum moderat dan menyeluruh dan tidak dimaknai sebagai susunan teks belaka. Dalam pelaksanaan pembelajaran, Pancasila diletakkan sebagai state of mind yang terbuka dan demokratis serta tidak doktrinal. Pancasila adalah basis nilai dan sistem pengetahuan kolektif dalam pendidikan. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Haedar Nashir KW - Moderasi Keindonesiaan KW - Radikalisme KW - Pendidikan Islam M1 - masters TI - MODERASI KEINDONESIAAN HAEDAR NASHIR DAN RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM AV - restricted EP - 168 ER -