%0 Thesis %9 Skripsi %A Saiqul Umam, NIM.: 06210012 %B FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI %D 2022 %F digilib:54899 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Film ? (Tanda Tanya), Pluralisme, Toleransi Beragama %P 106 %T NILAI PLURALISME DALAM FILM “?” (TANDA TANYA) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54899/ %X Pluralitas dalam kehidupan sehari-hari, sering sekali kita jumpai, dalam aplikasinya para pemeluk agama selalu berbeda dalam mengartikan pluralitas tersebut. Penyampaian nilai pluralisme sering tidak tepat dalan mentransformasikan nilai yang ingin dituju. Dalam beberapa aspek kehidupan bermasyarakat sering kali perbedaan dijadikan dasar untuk bermusuhan dan konflik. Penyampaian pesan pluralitas kini lebih bisa tersampaikan dalam bentuk adegan dan contoh nyata, yaitu dalam bentuk bingkai film. Nilai pluralisme dalam film ―?‖ (Tanda Tanya) salah satu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan proses penyerapan dan penyampaian betragamnya manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini adalah film ―?‖ (Tanda Tanya) karya Hanung Bramantyo. Penelitian ini menggunakan model kualitatif, yaitu peneliti ingin mengetahui apa saja nilai tentang pluralisme yang terdapat dalam film ―?‖ (Tanda Tanya). Metode pengumpulan data dengan menggunakan metode dokumentasi. Metode analisis data yaitu analisis isi dalam pengolahan dan penafsiran data yang didasarkan pada teori pluralisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pluiralisme dalam film ―?‖ (Tanda Tanya) yaitu nilai tentang Nilai Inklusif (keterbukaan) yaitu saat pasukan Banser mengamankan perayaan natal, Menuk mengucapkan salam kepada penghuni restoran China, simbol ketuhanan dama rumah Rika, Tat Kat Sun yang beragama Konghucu meminjam buku Asmaul Husna. Nilai Toleransi dan saling menghargai yaitu saat Menuk dan Cik Siem masing-masing melakukan ibadah, menutup pintu dan jendela dengan tirai saar Ramadhan, membedakan peralatan halal dan haram. Nilai Persamaan dan persaudaraan yaitu Cik Siem dan Rika memberikan nasehat tentang pernikahan kepada Menuk saat menghadapi masalah, Rika dan Doni berada dalam gereja. Nilai Aktif (dialogis) yaitu Menuk menjelaskan kepada pelanggan, Surya meminta pendapat Ustadz Wahyu tentang masuk gereja. Nilai Bijaksana yaitu Romo Dwijo menengahi konflik tentang pementasan Yesus, Tat Kat Sun menutup toko saat hari raya Idul Fitri. Nilai Husnudzon (berbaik sangka) yaitu Surya memerankan Yesus, penggambaran Rika tentang Tuhan di dalam malam baptis, penjelasan Menuk kepada Rifka tentang Soleh. %Z Pembimbing: Dra. Hj. Evi Septiani, M.Si