%0 Thesis %9 Skripsi %A Abdul Wahid, NIM.: 05530022 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2012 %F digilib:55048 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Qarin, Ibn Kasir, Tafsir al-Qur’an al-’Azim %P 100 %T QARIN DALAM AL-QUR’AN (STUDI ATAS TAFSIR AL-QUR AN AL-‘AZIM KARYA IBN KASIR) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55048/ %X Qari>n dalam bahasa Arab yang berartikan pendamping, mempunyai makna yang urgent dalam kehidupan manusia sehari-hari. Pendamping dalam hal ini bisa diibaratkan seperti teman setia kita, istri yang mendampingi suaminya, atau orang kembar yang mempunyai banyak kesamaan dengan kembaran lainnya, meskipun mempunyai perbedaan antara keduanya mereka tetap saling membutuhkan satu sama lain, yang dalam bahasa Indonesia-nya istilah ini sering disebut dwitunggal. Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini, disertakan pula baginya qari>n, yang senantiasa mendampinginya hingga ajalnya tiba, meski demikian qari>n ini masih tetap hidup dalam jangka waktu yang lama. Dalam al-Qur’an penyebutan qari>n tidak lepas dari yang namanya setan, yang senantiasa mendampingi manusia serta selalu membisik-bisikkan sesuatu yang buruk padanya guna menggelincirkan manusia dari jalan yang benar, meskipun demikian, tidak berarti semua qari>n yang mendampingi manusia berupa setan saja, Dalam hadis Nabi saw. penyebutan qari>n juga bisa diartikan sebagai malaikat, yang senantiasa mengajak manusia untuk berbuat baik dan mendoakannya. Dalam pada itu, penulis ingin mencoba membongkar rahasia tentang qari>n dalam al-Qur’an secara lebih lanjut, apakah hanya setan dan malaikat saja yang masuk ke dalam kategori qari>n, dan apakah mereka juga memegang peranan penting dalam keseharian manusia, ditambah dengan hikmah apa saja yang bisa diambil dari penciptaan qari>n tersebut. Untuk menjawab permasalahan ini, penulis akan mencoba menganalisisnya dengan memakai tafsir al-Qur’a>n al-‘Az}i>m karya Ibn Kas\i>r. Hal ini diangkat karena penulis mengetahui bahwa Ibn Kas\i>r adalah seorang mufassir yang karyanya banyak digunakan di Indonesia. Pemakaian Tafsi>r al-Qur’a>n al-Az}i>m juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana metode dan corak penafsiran Ibn Kas\i>r terhadap al-Qur’an secara umum dan terhadap ayat-ayat qari>n secara khusus. Dalam hal ini penulis akan mencoba menggunakan metode deskriptif analitis. Di samping itu untuk mendapatkan hasil yang lebih komprehensif, penulis akan mencoba membandingkannya dengan realita yang ada pada saat ini, khususnya mengenai pendamping manusia itu sendiri. Dengan demikian, akan terlihat apakah qari>n di sini hanya sebatas malaikat atau setan saja yang selalu mempunyai misi terhadap manusia baik dengan mengajak kepada kebaikan ataupun keburukan, atau sebagai makhluk hidup lain yang senantiasa berdampingan dengan manusia. Setelah melakukan hal di atas, penulis menyimpulkan penyebutan qari>n lebih sering disebut dengan konotasi negatif seperti wujud atau sifat setan, bisa juga sebagai orang musyrik yang menjadi teman orang beriman, yang mengajak berpaling dari-Nya, baik melalui perbuatan maupun sifat. sedangkan penyebutan qari>n sebagai malaikat adalah sebagai pencatat, pemelihara, pengukuh jiwa serta beristighfar dan mendoakan manusia. Adapun tafsir Ibn Kas\i>r ini sangat terpengaruh dengan keilmuannya, sehingga dengan demikian, tafsir ini termasuk tafsir bi al-ma’s\u>r atau bi al-riwa>yah karena sangat dominan memakai riwayat atau hadis, pendapat sahabat dan tabi’in. %Z Pembimbing: Drs. H. M. Yusron Asrofie, M.A.