@phdthesis{digilib5508, month = {February}, title = {AL-AKHTA' AL-NAHWIYAH FI AL-MUHADATSAH AL-'ARABIYYAH FI MADRASAH AL-MUTAWASITHAH FI MA'HAD RAUDHAH AL-ULUM}, school = {UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta}, author = { BAMBANG ERLANGGA - NIM.05110006}, year = {2011}, note = {Pembimbing: Drs. Hisyam Zaini, MA.}, keywords = {ilmu nahwu, sintaksis bahasa Arab, Padan translational}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/5508/}, abstract = { ABSTRAK Pemahaman terhadap setiap bahasa, baik lisan maupun tulisan tidak cukup hanya dengan mengetahui kosa kata saja, melaikan memerlukan berbagai ilmu bantu. Dalam bahasa arab ilmu bantu tersebut dikenal dengan istilah ulum al-Lughah al-Arabiyah. Abdul Walid menyebutkan ilmu bantu di atas dengan istilah ilmu al-Dalalah dan membaginya ke dalam empat bidang. Pertama, ilmu al-Mufradat, yaitu yang membahas arti kata dan asal atau sumber kata. Kedua, ilmu al-Bayan yaitu ilmu yang membahasa perubahan-perubahan kata, atau lebih pupuler disebut juga dengan ilmu Sharaf. Ketiga, ilmu al-Asalib yaitu ilmu yang membahas cara-cara pengungkapan kalimat dan sastra. Terahir, disebut ilmu al-Tazim yaitu ilmu yang membahas jenis-jenis kata atau Fungsinya, hubungan satu kata dengan kata lain yang membentuk kalimat. Ilmu ini dalam terminology Arab populer dengan istilah ilmu nahwu. Di antara cabang- cabang ilmu bahasa di atas, ilmu nahwu merupakan ilmu yang paling digemari dan menjadi pertama dalam mempelajari bahasa arab, hal ini dapat dilihat dari realitas masyarakat Indonesia yang belajar bahasa arab terutama di pondok-pondok pesantren diseluruh Indonesia. Bahkan di lembaga pemerintah pun, pengajaran bahasa arab masih menitik beratkan pada pengajaran kaedah. Hal ini tidak mengherankan karena proses belajar adalah proses pembentukan kaedah. Dalam realitas bahwa tidak sedikit masyarakat muslim Indonesia yang mampu menhafal ratusan kaedah sintaksis bahasa Arab , namun tidak dapat menerapkan dalam kalimat sebagai komunikasi baik aktif maupun pasif. Penelitian ini menggunakan metode padan translational dan pada agih. Padan translational adalah metode dengan alat penentu di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan. teknik padan translational berguna untuk mengartikan atau menterjemahkan kode bahasa satu ke dalam kode bahasa lain. Penyajian hasil analisis data dengan metode informal yaitu perumusannya menggunakan kata-kata biasa. Sedangkan metode Agih yaitu metode yang menganalisis satuan lingual tertentu berdasarkan perilaku atau tingkah laku kebahasaan satuan itu dalam hubungannya dengan satuan-satuan lain. div } }