@phdthesis{digilib55094, month = {June}, title = {POLEMIK AHMADIYAH DALAM WACANA MEDIA (STUDI TERHADAP BERITA DI HARIAN KOMPAS DAN REPUBLIKA BULAN FEBRUARI 2011)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 08540027 Maryono}, year = {2012}, note = {Pembimbing:}, keywords = {Kompas, Republika, Ahmadiyah}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55094/}, abstract = {Penelitian ini berjudul ?Polemik Ahmadiyah dalam wacana Media (Studi terhadap Berita di Harian Kompas dan Republika Bulan Februari 2011)?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pemberitaan harian Kompas dan Republika terhadap kasus Ahmadiyah, serta untuk mengetahui bagaimana kedua harian tersebut mengonstruksikan pemberitaan tentang kasus Ahmadiyah di Cikeusik. Peneliti melakukan analisis dengan kerangka analisis wacana media. Jenis penelitian ini adalah analisis wacana melalui konten analisis (analisis isi) berita. Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data melalui dokumentasi berita-berita terkait. Agar penelitian ini terarah dengan baik, peneliti menggunakan kerangka analisis media Roger Fowler dan kawan-kawan, melalui analisis kosakata dan tata bahasa dalam berita di harian Kompas dan harian Republika. Selanjutnya, dari pengaruh tersebut peneliti mencoba menganalisis menggunakan teori hegemoni Antonio Gramschi dan ?publik sphere? Habermas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pola pemberitaannya, harian Kompas dan harian Republika memiliki karakteristik yang berbeda. Harian Kompas lebih menekankan pada persoalan hak asasi manusia dan mengecam kekerasan terhadap Ahmadiyah. Kompas memandang bahwa Ahmadiyah menjadi pihak yang termarjinakan dalam kasus Cikeusik. Sedangkan harian Republika seolah mendukung kekerasan terhadap Ahmadiyah dan memandang bahwa Islam sebagai kelompok yang termarjinakan dalam kasus Ahmadiyah, sehingga penyerangan terhadap Ahmadiyah ditampilkan seolah-olah disebabkan oleh provokasi Ahmadiyah terhadap massa, bukan membahas kekerasan yang dilakukan oleh massa. Dalam mengonstruksi beritanya harian Kompas yang mayoritas pembacanya kelompok menengah, melalui beritanya mengembangkan konstruksi Ahmadiyah Cikeusik yang bisa di tangkap oleh pembaca. Konstruksi Kompas terhadap kasus Ahmadiyah terlihat ?mencari aman? dengan tidak memihak pada satu kelompok atau yang lainnya. Republika yang mayoritas pembacanya adalah umat muslim menampilkan pertentangan terhadap Ahmadiyah. Karena Ahmadiyah oleh ?mainstream? umat Islam dianggap sebagai organisasi yang menyimpang dari dasar agama Islam. Oleh karena itu Republika juga memberitakan sesuai dengan anggapan mayoritas umat Islam di Indonesia. Hal ini tentu karena pertimbangan pasar/pembaca yang mayoritas umat Islam} }