%A NIM.: 08530010 Miftahul Jannah %O Pembimbing: Dr. H. Abdul Mustaqim, M.Ag. %T QIRA’AT SYAZZAH IBN MAS’UD PERSPEKSTIF IBN KHALAWAIH (STUDI KITAB MUKHTASAR FI SYAWWAZ AL-QUR’AN MIN KITAB AL-BADI’) %X Pada konteks kajian ilmu qira>’at, lebih khusus qira>’a>t sya>z|z|ah, keberadaanya tidak hadir begitu saja, tanpa ada perkembangan, problematika, dan perbedaan yang ikut menyertainya. Oleh karena itu, tidak bisa tidak, harus menelusuri aspek sejarah tentang qira>’a>t sya>z|z|ah. Dengan melihat aspek historis, setidaknya akan menyempurnakan pandangan, pemahaman yang utuh, tidak parsial. Secara historis, term “sya>z|z|ah” pada awalnya bukanlah term yang familiar dan umum digunakan oleh ulama untuk merujuk qira>’at yang d}a’if atau qira>’at yang dilarang untuk dibaca. Begitu juga dengan term “s}ah}i>h}ah” untuk merujuk qira>’at yang benar-benar bersumber dari Nabi. Term “sya>z|z|ah” digunakan Ibn Muja>hid sebagai lawan dari qira>’a> s}ah}i>h}ah yang menurut beliau adalah qira>’a>t sab’ah yang umum dibaca oleh masyarkat Islam ketika itu. Dengan demikian, apakah sya>z|z|ah itu diartikan dengan minoritas, jarang dan s}ah}i>h} diartikan dengan popular, membumi? Ulama saat itu, yakni Ibn Jinni> mengartikan sya>z|z|ah sebagai minoritas dan jarang, bukan d}a’if, yang berarti boleh dibaca. Dan salah satu qira>’at yang sering dan bahkan banyak dinilai sya>z|z|ah adalah qira>’at Ibn Mas’u>d. Berangkat dari problematika tersebut, dalam penelitian skripsi ini mengangkat pemikiran Ibn Kha>lawaih, salah satu murid Ibn Muja>hid yang juga memiliki kitab tentang qira>’a>t sya>z|z|ah yang berjudul “Mukhtas}ar fi> Syawa>z| al- Qur’a>n min Kita>b al-Badi>’”. Dengan demikian obyek material dalam penelitian ini, adalah pemikiran Ibn Kha>lawaih dan qira>’at Ibn Mas’u>d, karena acap sekali qira>’at Ibn Mas’u>d dinilai sya>z|z|ah. Sedangkan obyek formalnya adalah melihat qira>’a>t sya>z|z|ah dari sisi kedua tokoh tersebut. Untuk menjawab pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah sebagai berikut: pertama, Bagaimana pandangan dan tolak ukur qira>’a>t sya>z|z|ah menurut Ibn Kha>lawaih?, kedua, alasan Ibn Kha>lawaih menilai sya>z|z|ah qira>’at Ibn Mas’u>d?, ketiga, implikasi qira>’at Ibn Mas’u>d dalam ranah penafsiran?.Untuk menjawab problematika tersebut, pendekatan yang digunakan adalah historis-filosofis, sedangkan metodenya adalah metode deskriptif-analisis. Metode deskriptif-analisis untuk menggambarkan dan menganalisis data, terkait dengan qira>’a>t sya>z|z|ah dan qira>’at Ibn Mas’u>d dalam pandangan Ibn Kha>lawaih. Pendekatan historis, digunkan menelususri latar belakang, konteks kehidupan Ibn Kha>lawaih, serta untuk mengambarkan sejarah dan perkembangan qira>’at, khususnya qira>’a>t sya>z|z|ah. Pendekatan filosofis untuk melacak, menemukan pondasi pemikiran Ibn Kha>lawaih dan tolak ukur kevalidan sebuah qira>’at, terlebih dalam penilaiannya terhadap qira>’at Ibn Mas’u>d. Hasil dari penelitian ini antara lain: ketika Ibn Kha>lawaih hidup, terdapat pergeseran terkait qira>’a>t sya>z|z|ah, yakni term sya>z|z|ah yang pada awalnya penilaian yang bersifat kuantitas berubah menjadi kualitas. Inti pemikiran Ibn Kha>lawaih tentang qira>’at, adalah meyakini bahwa qira>’at adalah sunnah muttabi’ah dan qira>’a>t sya>z|z|ah sebagai qira>’at yang boleh diterima, namun tidak boleh dibaca. Terkait dengan tolak ukur penilaian qira>’at, beliau lebih mementingkan sebuah sanad dan kaidah bahasa tidak bisa menentukan qira>’at itu s}ah}i>h} atau sya>z|z|ah. Penilaian sya>z|z|ah terhadap qira>’at Ibn Mas’u>d kebanyakan dari segi sanad yang tidak dapat dipertanggung jawabkan dan tidak sesuai dengan rasm‘us\ma>ni>, secara bahasa kebanyakan qira>’at Ibn Mas’u>d dapat dibenarkan. %K Qira’at Syazzah, Ibn Khalawaih, Surat al-Baqarah %D 2012 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib55095