eprintid: 55097 rev_number: 11 eprint_status: archive userid: 12460 dir: disk0/00/05/50/97 datestamp: 2022-11-16 03:50:08 lastmod: 2022-11-16 03:50:08 status_changed: 2022-11-16 03:50:08 type: thesis metadata_visibility: show contact_email: muh.khabib@uin-suka.ac.id creators_name: Moh. Zen Ridwan Nasution, NIM.: 08530041 title: HADIS NUZUL ISA AL- MASIH DALAM PANDANGAN AHMADIYAH LAHORE (STUDI ATAS PEMIKIRAN MAULANA MUHAMMAD ALI) ispublished: pub subjects: T subjects: isl_pemik divisions: jur_tha full_text_status: restricted keywords: Maulana Muhammad Ali, Gerakan Ahmadiyah, Hadis Ramalan note: Pembimbing: Drs. Indal Abror, M.Ag abstract: Konsep berakhirnya kenabian setelah wafatnya Nabi Muhammad saw. merupakan doktrin penting yang mesti dipegangi oleh setiap umat Islam. Penyelewengan terhadap doktrin ini seringkali dianggap murtad bahkan kafir. Salah satu kasus menyangkut tentang konsep berakhirnya kenabian di Indonesia akhir-akhir ini yang tidak hanya berdampak pada takfir akan tetapi juka tindak kekerasan adalah kasus yang menimpa Ahmadiyah Qodyan. Doktrin Ahmadiyah Qodyan yang menganggap Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi mendapat reaksi keras dan bahkan tindak kekerasan yang berujung pada pengrusakan Masjid Ahmadiyah bahkan pembantaian. Doktrin kenabian Mirza Ghulam Ahmad ini tidak terlepas dari pemaknaan hadis Ahmadiyah Qodyan tentang nuzu>l Isa al- Masih yang dilakukan oleh Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad putra Mirza Ghulam Ahmad. Menurut Ahmadiyah Qodyan, yang diramalkan dalam hadis tersebut adalah Mirza Ghulam Ahmad dengan posisi sebagai nabi layaknya nabinabi terdahulu. Sebagai respon terhadap doktrin Ahmadiyah Qodyan ini, Maulana Muhammad Ali yang merupakan salah satu pengikut setia Mirza Ghulam Ahmad mendirikan gerakan tandingan dengan nama Ahmadiyah Lahore dan menentang doktrin ini, karena menurutnya bertentangan dengan pandangan Mirza Ghulam Ahmad. Untuk mematahkan pandangan Ahmadiyah Qodyan yang dianggap salah tersebut, Maulana Muhammad Ali memahami hadis nuzu>l Isa al- Masih tersebut sebagai ramalan Rasulullah tentang datangnya al-Masih Mirza Ghulam Ahmad yang memiliki sifat seperti Isa al-Masih dan bukan sebagai seorang nabi. Penelitian ini berusaha mengkaji pemahaman Maulana Muhammad Ali terhadap hadis nuzu>l Isa al-Masih. Dengan menggunakan metode deskriptifanalitik dan pendekatan sejarah pemikiran (intellectual history) berupa pemahaman holistik dengan menggabungkan tiga unsur penting berupa teks (karya tulis), konteks, dan hubungan antara teks dengan masyarakat yang melingkupi Maulana Muhammad Ali, diharapkan dapat memperoleh gambaran tentang pemahaman Maulana Muhammad Ali terhadap hadis nuzu>l Isa al-Masih secara komprehensif. Dari hasil penelitian, hadis nuzu>l Isa al-Masih ini dipahami oleh Maulana Muhammad Ali secara metaforis. Dalam pemaknaan metaforisnya, Maulana Muhammad Ali menggunakan metode tematik dengan dibantu oleh dua pendekatan yaitu bahasa dan sejarah (kisah-kisah dalam Bibel). Pemaknaan metaforisnya ini terpengaruh oleh sikap simpatisnya kepada Mirza Ghulam Ahmad. Kata nabi dan Isa ibn Maryam dalam hadis dipahamai secara metaforis yaitu dengan hadirnya Mirza Ghulam Ahmad (yang memiliki sifat seperti Isa ibn Maryam) dan berposisi sebagai Muh}addas| (nabi dalam arti bahasa, penerima berita). Hadis ini dianggapnya sebagai dalil tentang diangkatnya Mirza Ghulam Ahmad sebagai al-Masih yang dijanjikan dengan beberapa gelar yaitu Muh}addas|, Mujaddid, dan juga al-Mahdi. date: 2012-07-18 date_type: published pages: 137 institution: UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA department: FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM thesis_type: skripsi thesis_name: other citation: Moh. Zen Ridwan Nasution, NIM.: 08530041 (2012) HADIS NUZUL ISA AL- MASIH DALAM PANDANGAN AHMADIYAH LAHORE (STUDI ATAS PEMIKIRAN MAULANA MUHAMMAD ALI). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55097/1/BAB%20I%2C%20V%2C%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55097/2/BAB%20II%2C%20III%2C%20IV.pdf