%0 Thesis %9 Skripsi %A Nazwar, NIM.: 08510006 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2012 %F digilib:55105 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Budhy Munawar-Rachman, Pluralisme Agama, Pemikiran Agama %P 87 %T PLURALISME AGAMA MENURUT BUDHY MUNAWAR-RACHMAN %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55105/ %X Masyarakat Indonesia yang plural, dengan ragam budaya, suku, etnis dan agama serta idiologi merupakan kekayaan tersendiri. Oleh karena itu, dalam menyikapi keragaman tersebut membutuhkan sikap arif dan kedewasaan berpikir dari berbagai lapisan masyarakat tanpa ada sikap saling curiga dan berprasangka buruk terhadap kelompok lain. Sebagai bangsa yang majemuk melahirkan sebuah konsekuensi berupa adanya penghormatan atas pluralitas masyarakat itu. Tidak dipungkiri, kondisi majemuk tersebut berpotensi melahirkan bibit-bibit perpecahan yang memangcing konflik. Oleh sebab itu, diperlukan wadah berupa konsep yang mengatur kemajemukan tersebut. Itulah pluralisme. Terciptanya kondisi sosial yang damai adalah cita-cita dari pluralisme agama, berupa kesejajaran hak setiap individu/kelompok dan mempunyai kesempatan yang sama untuk eksis. Jika dari beberapa tokoh Islam lain memberikan batasan terhadap pluralisme tidak dengan Budhy Munawar-Rachman. Menurutnya pluralisme agama bukan perkara batasan tetapi sikap terbuka dan hormat yang setinggi-tingginya terhadap kondisi yang plural. Pluralisme agama menurut Budhy sangat penting. Sebab ia menyentuh tiga dimensi hidup manusia yaitu: Pertama, dari komunikasi sosial ia menghasilkan kearifan global yaitu setiap agama mempunyai nilai-nilai kebaikan. persinggungan dari adanya aneka jalur agama. Kedua, jalan yang ditempuh manusia sangatlah luas, beragam, sekaligus plural, tetapi semuanya (umat beragama) akan sama-sama “lurus” kea rah vertical menuju Tuhan “Yang Maha Esa”, Yang Mahakudus. Ketiga, spiritual menjadi titik temu esoteris agama-agama. Budhy berargumen bahwa pluralisme itu tidak berarti mencampurkan agama-yang disebut sinkretisme. Justru karena pluralisme itu mengakui perbedaan, maka perbedaan itu perlu dikembangkan. Pluralisme menghargai identitas pribadi, bangsa, agama, budaya, tetapi identitas yang tidak eksklusif. Kalau ada yang menganggap bahwa menerima pluralisme berarti kita melakukan sinkretisme keagamaan, maka pandangan seperti itu keliru. Beberapa pendekatan digunakan Budhy dalam analisisnya terkait pluralisme agama, yaitu: sufisme, dan etika. Selain itu, Budhy juga mengemukakan argumentasinya dengan menggunakan ayat-ayat yang terkandung dalam berbagai kitab suci agama, dan ayat-ayat dari Al-Qur’an adalah paling sering digunakan, hal ini dikarenakan backgroundnya sebagai Muslim. Akan tetapi, orientasinya tidak bergeser dari cita-cita pluralisme agama, yaitu hubungan damai antar umat beragama. %Z Pembimbing: Mutiullah., S.Fil.I., M.Hum