%A NIM.: 19205012038 Inayatul Mas’adah %O Pembimbing: Dr. Imam Iqbal, S. Fil.I, M.S.I, %T UNSUR-UNSUR EKSISTENSIALISME RELIGIUS DALAM AL-QUR’AN (Studi Tafsir Al-Azhar Karya Buya Hamka) %X Penelitian tesis ini berfokus pada masalah eksistensialisme manusia yang terkandung dalam penafsiran Buya Hamka. Permasalahan ini dilatarbelakangi oleh persoalan kemanusiaan terkait bagaimana memaknai keberadaan manusia di dunia yang hingga saat ini masih belum memiliki jawaban yang final. Masalah eksistensi manusia sendiri menjadi perhatian baik dari keilmuan filsafat maupun tafsir. Meskipun keduanya menyoroti permasalahan yang sama, namun seringkali keduanya tidak saling terintegrasi dikarenakan berbagai sebab, padahal sejatinya keduanya memiliki kaitan yang erat. Oleh sebab itu, penelitian ini berusaha menjelaskan bagaimana persoalan eksistensi manusia dipandang dari dua bidang ilmu tersebut dengan mengacu pada pemikiran salah seorang pemikir sekaligus mufassir Indonesia, yaitu Buya Hamka. Peneilitian ini akan mengangkat dua persolan yaitu, bagaimana penafsiran Buya Hamka atas ayat-ayat tentang manusia di dalam Tafsir Al-Azhar dan sejauh mana penafsiran Buya Hamka menunjukkan unsur-unsur eksistensialisme manusia. Penelitian ini berjenis studi kepustakaan (library research) dengan menggunakan kerangka teori eksistensialisme. Kerangka teori eksistensialisme dipakai guna mengidentifikasi prinsip-prinsip eksistensialisme dalam karya tafsir Buya Hamka. Secara garis besar, penelitian ini dilakukan melalui dua tahapan, antara lain tahap pengumpulan data dan tahap pengambilan data dengan menggunakan metode analisis deskriptif-analisis-kritis. Hasil penelitian tesis ini menunjukkan bahwa dalam penafsiran Buya Hamka ditemukan keselarasan dengan beberapa prinsip eksistensialisme manusia dalam kajian filsafat. Buya Hamka memandang bahwa manusia adalah realitas yang terbuka. Ia berbeda dari makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Menurut Buya Hamka, dalam menilai manusia kolektivitas tidak dapat dijadikan sebagai acuan melainkan harus berdasarkan pada masing-masing individunya. Manusia diciptakan dengan memiliki kesadaran dan dianugerahi akal serta kebebasan. Meskipun demikian, kebebasan yang dimilikinya tidaklah mutlak karena harus adanya pertanggungjawaban. Konsep eksistensi manusia Buya Hamka juga kental dengan roh spiritualitas dengan menjadikan iman sebagai tonggak penting eksistensi manusia. Tanpa iman, manusia tidak akan meraih eksistensinya. Perwujudan iman ini antara lain melalui amal shalih yang sekaligus menjadi tolak ukur mutu hidup manusia. Buya Hamka juga mendorong manusia agar senantiasa berkarya dan menciptakan kedinamisan dalam hidup. %K eksistensialisme teistik; adil; janji; eksistensi manusia; Buya Hamka %D 2022 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib55153