TY - THES N1 - Pembimbing : Masroer,S.Ag.,M.Si. ID - digilib55265 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55265/ A1 - Jeri Lovika, NIM.: 08540002 Y1 - 2012/03/06/ N2 - Skripsi ini dengan judul Pola Interaksi Masyarakat Islam dan Hindu Dalam Tradisi Sadranan di Desa Beji Kecamatan Ngawen Kabupaten Gunugkidul. Skripsi ini adalah hasil penelitian penulis di Desa Beji yang dilatar belakangi bahwa, sebagai bangsa yang majemuk, Indonesia tidak pernah terlepas dari permasalahan kerukunan antar umat beragama. Untuk membangun masyarakat yang damai dan rukun dalam lingkup perbedaan agama, diperlukan kesadaran akan pentingnya sikap saling menghargai dan kerja sama antar pemeluk agama. Perbedaan yang ada bila disikapi dengan baik, akan menjadi potensi dalam upaya mewujudkan kerukunan antar umat beragama. Sebaliknya, bila perbedaan dilihat sebagai tantangan dan hambatan, maka konflik dan pertikaian antar pemeluk agama yang akan muncul. Untuk mewujudkan kerukunan antar umat beragama, diperlukan media yang mempu mempasilitasi kemajemukan yang ada. Melalui media tersebut, diharapkan mempu membangun interaksi masyarakat agar bisa saling memahami dalam perbedaan. Hal senada yang penulis temukan di Desa Beji Kecamatan Ngawen Kabupaten Gunungkidul. Di sini masyarakat yang berbeda agama dapat hidup berdampingan secara damai. Hal itu tercermin dari pelaksanaan tradisi sadranan yang diikuti oleh semua masyarakat yang berbeda agama. Hal ini menjadi menarik jikalau penulis bandingkan dengan tradisi sadranan di daerah lain di pulau Jawa. Di tempat-tempat lain, biasanya sadranan hanya didikuti oleh masyarakat Islam saja atau masyarakat Hindu saja. Namun berbeda dengan Tradisi sadranan di Desa Beji Kecamatan Ngawen Kabupaten Gunungkidul. Semua masyarakat yang berbeda agama ikut berpartisipasi untuk mensukseskan jalanya tradisi tersebut. Berangkat dari realita di atas, penulis mengajukan beberapa rumusan masalah untuk mengeksplorasi kerukunan antar umat beragama di Desa Beji. Pertama, Bagaimana pola interaksi sosial masyarakat Islam dan Hindu dalam Tradisi Sadranan ? Kedua, Apakah interaksi sosial masyarakat Islam dan Hindu dalam tradisi sadranan dapat memperkokoh integrasi sosial masyarakat? Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, penulis menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu menggambarkan sejelas-jelasnya mengenai kondisi masyarakat Beji dalam tradisi sadranan, kemudian di analisis dengan menggunakan teori interaksi sosial serta teori fungsionalise struktural Talcott Parsons. Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, penulis menemukan bahwa pola interaksi masyarakat Islam dan Hindu dalam tradisi sadranan merupakan interaksi sosial bersifat assosiatif. Interaksi sosial yang asosiatif tersebut berupa kerjasama, akomodasi dan asimilasi yang dapat memperkokoh integrasi masyarakat. Pemahaman budaya bersama masyarakat merupakan dasar terbentuknya kerukunan masyarkat Beji. Pemahaman terhadap budaya bersama seperti dalam tradisi sadranan di Desa Beji merupakan sesuatu yang harus dilestarikan. Hal tersebut sangat penting karena tradisi tersebut mampu mempasilitasi dan mendukung kebutuhan-kebutuhan masyarakat, sehingga tercipta kehidupan masyarakat yang tertib, serasi, penuh persatuan dan terjaga dari penyimpangan nilai atau norma. Tradisi lokal atas dasar pemahaman bersama seperti inilah yang mempu menjadi penyeimbang bagi tercapainya pembangunan kerukunan antar umat beragama di Indonesia. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Interaksi Sosial KW - Islam KW - Hindu KW - Radisi KW - Sadranan KW - Beji KW - Ngawen M1 - skripsi TI - POLA INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT ISLAM DAN HINDU DALAM TRADISI SADRANAN DI DESA BEJI KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL AV - restricted EP - 102 ER -