%0 Thesis %9 Skripsi %A Moh. Adib, NIM.: 04511750 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2012 %F digilib:55266 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Simbol Budaya, Tumpeng, Upacara, Keraton Yogyakarta, Semiotik %P 97 %T SIMBOL TUMPENG DALAM UPACARA DI KERATON YOGYAKARTA PRESPEKTIF SEMIOTIK %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55266/ %X Tradisi tumpeng telah ada jauh sebelum masuknya Islam ke pulau Jawa, tradisi tumpeng pada perkembangannya diadopsi dan dikaitkan dengan filosofi Islam Jawa, dan dianggap sebagai pesan leluhur mengenai permohonan kepada Yang Maha Kuasa. Masyarakat Jawa memiliki kebudayaan yang unik. Keunikan itu bisa ditelusuri pada bentuk-bentuk tradisinya. Masyarakat Jawa di Jogjakarta, misalnya, memiliki tradisi-tradisi ritual dan upacara adat. Diantaranya, upacara Ngrapyak Sendhang, Upacara Garebeg di Kraton Yogyakarta, Siraman Pusaka Kraton, dan upacara Pasowanan Ageng Ngayogyakarta. Ada beberapa jenis tumpeng yang selau hadir dalam setiap upacara tersebut, diantaranya: 1- Tumpeng Nasi Kuning, Tumpeng ini biasa digunakan untuk kelahiran, ulang tahun, khitanan, pertunangan, perkawinan, syukuran dan upacara tolak bala. 2-Tumpeng Putih, Tumpeng putih juga tidak berbeda jauh dengan tumpeng kuning sebab sebetulnya tumpeng kuning merupakan modifikasi dari tumpeng putih. 3- Tumpeng Nasi Uduk, Biasanya digunakan untuk peringatan Maulud Nabi. Disebut juga Tumpeng Tasyakuran. 4- Tumpeng Pungkur, Tumpeng ini hadir dalam upacara kematian, saat jenasah akan diberangkatkan. 4- Tumpeng Robyong. 5- Tumpeng tujuh bulan kehamilan (mitoni). 6- Tumpeng tolak bala, Biasanya tumpeng ini dibuat saat syukuran kelahiran, ulang tahun termasuk ulang tahun kemerdekaan, dan khitanan. 7- Tumpeng perkawinan, Biasanya disajikan pada acara siraman pengantin. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan mengambil obyek kajian berupa tumpeng dan beberapa unsur yang ada dalam tumpeng. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi , dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara menuturkan, menafsirkan, serta mengklarifikasi dan maksud penggunaan simbol-simbol tersebut dianalisis secara struktural-semiotik untuk mendapatkan gambaran utuh mengenai kosmologi Jawa. Dari semuanya tersebut dapat disimpulkan bahwa semua jenis tumpeng dan unsur-unsur yang ada dalam tumpeng mempunyai arti yang berbeda. Makna serta arti simbol tumpeng dalam upacara ialah sebagai Sikap dan pandangan manusia terhadap dunia nyata (mikrokosmos) yakni tercermin pada kehidupan manusia dengan lingkungannya, susunan manusia dalam masyarakat, tata kehidupan manusai sehari-hari dan segala sesuatu yang nampak oleh mata. Meski dalam menghadapi kenyataan kehidupan manusia yang baik dan benar didunia ini tergantung pada kekuatan batin dan jiwanya %Z Pembimbing : Dr. H. Zuhri.