@phdthesis{digilib55297, month = {January}, title = {PLURALISME AGAMA DAN KAPITALISME GLOBAL : RESONANSINYA TERHADAP GERAKAN MUSLIM FUNDAMENTALIS DI INDONESIA}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 07520017 Sidik Sasmita}, year = {2012}, note = {Pembimbing : Drs. Rahmat Fajri, M. Ag.}, keywords = {Pluralisme, Agama, Kapitalisme Global, Resonansi, Gerakan Muslim, Fundamentalis}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55297/}, abstract = {Islam adalah sebuah agama yang seringkali membuat meleset banyak analisa para ilmuwan sosio-antropologi keagamaan. Pasalnya Islam tidak sekedar tumpukan tradisi, bukan pula bentuk simplistis dari sistem kepercayaan, atau mode komuni teologi, maupun sub-entitas konstruk sosialita pada lazimnya. Islam seperti beranjak mulai disadari, adalah seperangkat bangunan kemanusiaan semesta. Mondialitas itu terpasang dengan sangat rapih dalam sistem inti kitab sucinya, Al-Qur`an. Betapa tidak, manusia, selaku subject matter `elan misi Islam ditempatkan Allah pada posisi tertinggi, khalifah fil `ardl (Wali-Nya dimuka bumi). Akibatnya, manusia bertanggung jawab{--}hampir{--}penuh dalam tiap-tiap kosmositas yang melekat dalam ritual organ alam raya. Dalam genta implementasi kekhalifahan itu, manusia dioposisi binare-kan dengan entitas interuptif; Setan atau Iblis. Entitas interuptif inilah yang senantiasa mengganjal lancarnya laju idealita pengembanan amanat kekahalifahan tersebut. Islam sejak mula kemunculannya telah didesain oleh Allah SWT sebagai agama revolusioner. Agama transformatif; Islam hadir untuk mengubah dunia, bukan tunduk pada dunia. Karena Islam adalah agama kemanusiaan sistemik yang terpadu. Akibatnya, ia menjadi sistem dunia alternatif dari sistem lainnya{--}yang tidak sesuai dengan selera Al-Qur`an, namun sebaliknya, berjalin kelindan dengan sistem luar (Islam) yang dirasa senafas dengan tarikan oksigen Al-Qur`an. Dalam struktur logika tersebut, kapitalisme, praktis berpunggungan keras dengan misi Al-Islam. Karena terang, seruan Islam mengusung humanitas, menjunjung tinggi kosmositas alam semesta, dan anti destruktifitas. Temuan lainnya, Islam ternyata tidaklah berambisi dan berpretensi untuk ?menyenangkan semua pihak?, karena bagaimanapun{--}pada postulasinya, kemanusiaan terpilah menjadi dua golongan pemihak; ?Al-Haq? atau Al-Bathil?; ?Surga? atau ?Neraka?. Begitulah karakterisitik revolusioner yang bertitik tekan pada sebuah pemihakan yang jelas dan tegas, yaitu keberpihakan pada kepentingan misi ?Rahmatan Lil`alamin?. Kapitalisme, adalah sebuah faham sub-entitas dari entitas interuptif dimuka. Pola kerjanya yang destruktif, dehumanistik, dan berdaya jelajah mondial semakin memantapkan posisinya dalam barisan ?makhluk pengganjal? atas prosesi tugas kekhalifahan umat manusia dimuka bumi. Telah banyak ekses dari kapitalisme yang mengakibatkan terhambatnya tugas manusia (baca: umat muslim) mengabdi kepada Tuhannya; Karena kapitalisme, hampir seluruh energi manusia terkuras demi mengkais-kais mitos ?material?; Karena kapitalisme, jutaan muslim Indonesia menjadi Buruh teraniaya; karena kapitalisme, ribuan cendikiawan muslim sibuk menciptakan teori penyelarasan Islam dengan selera global (sementara ranah sosio-ekonomi luput dari diskursus keagamaan). Sehingga karena kapitalisme, jutaan umat Islam Indonesia terpaksa memporsikan energi syumulitas dan kekhusyukan ber-Islam-nya dengan porsi sangat minimalis{--}jika enggan dibilang nol sama sekali. Sebab bagaimana hendak kaffah dalam beribadah, jika sekujur dirinya hampir-hampir total terhempas dalam pusaran mengeruk kapital, (dan dikeruk, dihisap, kemudian diekspolitasi oleh kapital !).} }