%0 Thesis %9 Skripsi %A DEASY FITRIANITA - NIM. 04230069, %B /S1 - Skripsi/Fakultas Dakwah/ %D 2011 %F digilib:5565 %I UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta %K Pelacuran, pemberdayaan WTS %T UPAYA PEMBERDAYAAN WANITA TUNA SUSILA (WTS) DI PANTAI PANDANSIMO %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/5565/ %X ABSTRAK Pelacuran pada saat ini merupakan masalah yang kontroversial, pandangan untuk mempertahankan palacur datang dari kepercayaan bahwa pelacur adalah suatu bentuk budak wanita, jadi pelacur tidak boleh dilegalkan. Tetapi pandangan kriminalitas berpendapat bahwa wanita menjadi pelacur adalah karena pilihan. Wanita yang menjadi pelacur biasa disebut WTS (Wanita Tuna Susila), Wanita Tuna Susila secara istilah diartikan sebagai kurang beradab karena dalam bentuk penyerahan diri pada banyak laki-laki untuk memuaskan seksual, dan mendapatkan imbalan jasa atau uang bagi pelayanannya. Tuna susila itu juga bisa diartikan sebagai salah tingkah, tidak susila atau gagal menyesuaikan diri terhadap norma-norma susila. Yaitu wanita yang tidak pantas kelakuannya, dan bisa mendatangkan malapetaka dan penyakit, baik kepada orang yang bergaul dengan dirinya, maupun kepada diri sendiri. Namun ada sebutan atau istilah lain lagi, yang saat ini sedang popular dan sering diberitakan pada beberapa media massa, yaitu dengan istilah wanita tuna susila atau disingkat WTS. Ada beberapa aspek wanita tuna susila yang terjerumus dalam lembah hitam diantaranya mengenai masalah ekonomi, perceraian, dan penipuan. Diantara aspek ini, apakah munculnya WTS di pantai Pandansimo ini masuk kedalam aspek tersebut, ataukah ada unsur lain yang menyebabkan mereka terjerumusnya ke lembah hitam ini. Dari berbagai aspek tersebut, bahwa salah satu faktor yang menyebabkan terjerumusnya menjadi wanita tuna susisa di pantai Pandansimo adalah faktor ekonomi dan terauma masa kecilnya yang telah di perkosa oleh pamannya sendiri, sehingga melampiaskannya dengan menjadi wanita tuna susila. div %Z Pembimbing: Drs. Azis Muslim, M.Pd,